Perusahaan migas nasional harus jadi tuan rumah
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah mendorong perusahaan minyak dan gas bumi (migas) nasional lebih dioptimalkan agar mampu bersaing dengan perusahaan migas asing.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo menegaskan, perusahaan migas nasional harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Karena, sudah bertahun-tahun manfaat dari industri migas dinikmati asing.
"Sudah puluhan tahun industri migas berjalan di dalam negeri, tetapi sebagian besar manfaat dari industri ini dinikmati negara lain," kata dia di Jakarta, Senin (9/9/2013).
Susilo menegaskan, hingga saat ini banyak alat penunjang industri hulu migas yang dikonstruksi dan dikerjakan di luar negeri. Sebab itu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) harus segera merevisi pedoman tata kerja No 007, untuk meningkatkan peran perusahaan nasional.
"Kementerian ESDM pun saat ini terus menggandeng perusahaan nasional untuk mencari terobosan dalam industri penunjang hulu migas," kata dia.
Menurutnya, pengembangan industri migas nasional oleh perusahaan dalam negeri salah satu faktornya banyak terkendala keuangan, tidak mampu berkembang, dan bersaing dengan asing.
Karena itu, diperlukan terobosan baru seperti pelaksanaan tender penyewaan alat penunjang hulu migas secara bersama-sama.
"Selama ini tender penyewaan rig untuk pengeboran hanya satu tahun, karena dilakukan oleh satu KKKS. Kan bisa tender itu dilakukan oleh beberapa KKKS, sehingga jangka waktunya menjadi lebih lama, dan ada kepastian kontrak bagi perusahaan nasional untuk memperbanyak produksinya," kata dia.
Selain, lanjut Susilo, pemerintah juga akan mendorong dilakukannya konsorsium dan operasi bersama perusahaan nasional, untuk memenuhi kriteria yang dibutuhkan pada industri penunjang hulu migas.
Selama ini, katanya, banyak perusahaan nasional yang maju, kemudian diambil alih perusahaan asing hanya untuk dimatikan, bukan untuk dikembangkan. "Itu yang kami tidak inginkan," pungas dia.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo menegaskan, perusahaan migas nasional harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Karena, sudah bertahun-tahun manfaat dari industri migas dinikmati asing.
"Sudah puluhan tahun industri migas berjalan di dalam negeri, tetapi sebagian besar manfaat dari industri ini dinikmati negara lain," kata dia di Jakarta, Senin (9/9/2013).
Susilo menegaskan, hingga saat ini banyak alat penunjang industri hulu migas yang dikonstruksi dan dikerjakan di luar negeri. Sebab itu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) harus segera merevisi pedoman tata kerja No 007, untuk meningkatkan peran perusahaan nasional.
"Kementerian ESDM pun saat ini terus menggandeng perusahaan nasional untuk mencari terobosan dalam industri penunjang hulu migas," kata dia.
Menurutnya, pengembangan industri migas nasional oleh perusahaan dalam negeri salah satu faktornya banyak terkendala keuangan, tidak mampu berkembang, dan bersaing dengan asing.
Karena itu, diperlukan terobosan baru seperti pelaksanaan tender penyewaan alat penunjang hulu migas secara bersama-sama.
"Selama ini tender penyewaan rig untuk pengeboran hanya satu tahun, karena dilakukan oleh satu KKKS. Kan bisa tender itu dilakukan oleh beberapa KKKS, sehingga jangka waktunya menjadi lebih lama, dan ada kepastian kontrak bagi perusahaan nasional untuk memperbanyak produksinya," kata dia.
Selain, lanjut Susilo, pemerintah juga akan mendorong dilakukannya konsorsium dan operasi bersama perusahaan nasional, untuk memenuhi kriteria yang dibutuhkan pada industri penunjang hulu migas.
Selama ini, katanya, banyak perusahaan nasional yang maju, kemudian diambil alih perusahaan asing hanya untuk dimatikan, bukan untuk dikembangkan. "Itu yang kami tidak inginkan," pungas dia.
(izz)