Harga minyak dunia jatuh dari level tertinggi
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan dunia hari ini anjlok meninggalkan level tertinggi dalam 28 bulan, merespon data pekerjaan AS yang lemah. Menurut analis, hal ini membantu mengimbangi kekhawatiran gangguan pasokan di Timur Tengah terkait rencana serangan militer AS terhadap Suriah.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, turun USD1,09 berdiri di angka USD115,03 per barel dalam transaksi sore di London. Sementara kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk Oktober, turun 63 sen menjadi USD109,90 per barel.
Minyak di New York sempat menembak hingga USD110,53 per barel, level tertinggi sejak Mei 2011 pada Jumat (6/9/2013).
"Data pasar tenaga kerja AS yang lebih lemah dari perkiraan pada Jumat lalu membuat berat (harga), dan angka impor komoditas China yang diterbitkan selama akhir pekan, menunjukkan bahwa impor minyak mentah China pada Agustus lebih sedikit dibandingkan bulan sebelumnya," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch, seperti dilansir dari AFP.
Seperti diketahui, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat ekonomi menambah 169.000 pekerjaan pada Agustus, lebih sedikit dari perkiraan analis sebanyak 177.000.
Pada hari yang sama, minyak WTI mencapai angka tertinggi dalam 28 bulan di perdagangan New York, karena ketegangan antara AS dan Rusia atas rencana serangan militer terhadap rezim Suriah, yang dituduh telah mengggunakan senjata kimia.
Anggota parlemen AS yang sudah kembali dari masa reses (libur) musim panas, akan memulai perdebatan Senin (9/9/2013) waktu setempat, mengenai apakah akan menyetujui aksi militer atau tidak, yang akan segera diselesaikan Rabu (11/9/2013).
"Perkembangan geopolitik di Suriah dipantau secara cermat. Di mana investor akan mengamati upaya Obama dalam memenangkan dukungan dari otorisasi kongres atas upaya serangan militer terhadap Suriah," kata United Overseas Bank (UOB) Singapura, dalam catatannya.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, turun USD1,09 berdiri di angka USD115,03 per barel dalam transaksi sore di London. Sementara kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk Oktober, turun 63 sen menjadi USD109,90 per barel.
Minyak di New York sempat menembak hingga USD110,53 per barel, level tertinggi sejak Mei 2011 pada Jumat (6/9/2013).
"Data pasar tenaga kerja AS yang lebih lemah dari perkiraan pada Jumat lalu membuat berat (harga), dan angka impor komoditas China yang diterbitkan selama akhir pekan, menunjukkan bahwa impor minyak mentah China pada Agustus lebih sedikit dibandingkan bulan sebelumnya," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch, seperti dilansir dari AFP.
Seperti diketahui, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat ekonomi menambah 169.000 pekerjaan pada Agustus, lebih sedikit dari perkiraan analis sebanyak 177.000.
Pada hari yang sama, minyak WTI mencapai angka tertinggi dalam 28 bulan di perdagangan New York, karena ketegangan antara AS dan Rusia atas rencana serangan militer terhadap rezim Suriah, yang dituduh telah mengggunakan senjata kimia.
Anggota parlemen AS yang sudah kembali dari masa reses (libur) musim panas, akan memulai perdebatan Senin (9/9/2013) waktu setempat, mengenai apakah akan menyetujui aksi militer atau tidak, yang akan segera diselesaikan Rabu (11/9/2013).
"Perkembangan geopolitik di Suriah dipantau secara cermat. Di mana investor akan mengamati upaya Obama dalam memenangkan dukungan dari otorisasi kongres atas upaya serangan militer terhadap Suriah," kata United Overseas Bank (UOB) Singapura, dalam catatannya.
(dmd)