Spekulasi pasar terjadi jika tak ada kepastian usaha
A
A
A
Sindonews.com - Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), Franciscus Welirang meminta pemerintah memberikan kepastian usaha kepada dunia industri dalam gejolak perekonomian sekarang ini.
Pasalnya, jika pemerintah tidak memberikan kepastian berupa kebijakan yang berpihak, maka dunia usaha dan pasar akan berpotensi melakukan spekulasi, karena lemahnya mata uang rupiah saat ini.
"Rupiah saat ini kurang lebih Rp11.700 per dolar AS (USD), maksimal Rp12 ribu. Kalaupun dia melemah posisinya resistance, tergantung kebijakan pemerintah terhadap kepastian usaha atau orang akan spekulasi," ujarnya di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Selain itu, Franky, panggilan akrab Franciscus mengimbau pengusaha lainnya untuk tenang dan meyakini bahwa pelemahan mata uang rupiah akan berdampak positif.
"Saya yakin dalam kondisi ini produk Indonesia akan menjadi kompetitif karena ekspor pasti naik," lanjutnya.
Selain itu, dia juga mengaku cadangan devisa Indonesia dalam menghadapi gejolak perekonomian saat ini cenderung lebih besar dibandingkan guncangan serta krisis ekonomi sebelumnya.
"Reserve kita lebih besar dibanding 2007 sebesar USD40 miliar, waktu krisis pangan 2006, bahkan pernah mencapai USD30 miliar. Hari ini jauh lebih baik sekitar USD92 miliar walaupun kita pernah mencapai USD124 miliar," pungkas Franky.
Pasalnya, jika pemerintah tidak memberikan kepastian berupa kebijakan yang berpihak, maka dunia usaha dan pasar akan berpotensi melakukan spekulasi, karena lemahnya mata uang rupiah saat ini.
"Rupiah saat ini kurang lebih Rp11.700 per dolar AS (USD), maksimal Rp12 ribu. Kalaupun dia melemah posisinya resistance, tergantung kebijakan pemerintah terhadap kepastian usaha atau orang akan spekulasi," ujarnya di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Selain itu, Franky, panggilan akrab Franciscus mengimbau pengusaha lainnya untuk tenang dan meyakini bahwa pelemahan mata uang rupiah akan berdampak positif.
"Saya yakin dalam kondisi ini produk Indonesia akan menjadi kompetitif karena ekspor pasti naik," lanjutnya.
Selain itu, dia juga mengaku cadangan devisa Indonesia dalam menghadapi gejolak perekonomian saat ini cenderung lebih besar dibandingkan guncangan serta krisis ekonomi sebelumnya.
"Reserve kita lebih besar dibanding 2007 sebesar USD40 miliar, waktu krisis pangan 2006, bahkan pernah mencapai USD30 miliar. Hari ini jauh lebih baik sekitar USD92 miliar walaupun kita pernah mencapai USD124 miliar," pungkas Franky.
(izz)