Ini pendapat Menteri PU soal pemindahan ibukota

Kamis, 12 September 2013 - 15:16 WIB
Ini pendapat Menteri PU soal pemindahan ibukota
Ini pendapat Menteri PU soal pemindahan ibukota
A A A
Sindonews.com – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyatakan bila nantinya ibukota negara jadi dipindahkan, maka sebaiknya lokasi baru tersebut tidak jauh dari Jakarta, tetapi juga tidak boleh terlalu dekat. Hal tersebut demi mencegah terjadinya konurbasi atau pembauran dari dua lokasi menjadi satu.

“Konurbasi adalah proses bersatunya Jakarta dan Depok saat ini. Jika Jakarta dan Depok dahulu merupakan daerah yang terpisah, saat ini tidak terjadi lagi,” kata Menteri PU Djoko Kirmanto dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (12/9/2013).

Komentar tersebut diberikannya saat menjawab pernyataan wartawan mengenai wacana pemindahan ibukota yang kembali disebutkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum lama ini. Djoko melanjutkan, yang dipindah sebaiknya hanya pusat Pemerintahah saja, sementara fungsi lainnya seperti pusat perekonomian dan perdagangan tetap ada di Jakarta.

Dia mencontohkan beberapa negara yang telah berhasil memindahkan pusat pemerintahannya antara lain Malaysia dengan Putra Jaya dan Australia dengan Canbera. Untuk aspek konektivitas antara Jakarta dengan lokasi pusat pemerintahan yang baru dapat dihubungkan dengan sarana kereta api dan jalan tol.

Djoko mengharapkan dengan terpusatnya kegiatan Pemerintahan pada suatu tempat yang baru tersebut kinerja birokrasi Indonesia akan meningkat.

“Para Menteri dan pegawai negeri akan berdiam di kota pemerintahan tersebut. Dengan demikian PNS akan semakin fokus bekerja dan tidak direpotkan permasalahan kemacetan yang ada di Jakarta,” terangnya.

Jakarta saat ini dinilai menanggung beban yang sangat berat terkait perannya sebagai kota multifungsi. Selain sebagai ibukota negara dan pusat perekonomian, Jakarta juga merupakan sentral kegiatan pendidikan, jasa, hiburan dan properti. Dengan kompleksnya tugas tersebut, lingkungan Jakarta memburuk serta menimbulkan dampak seperti kemacetan luar biasa.

Wilayah Jakarta sendiri saat ini 40 persennya telah berada di bawah permukaan air laut dan berpotensi mengakibatkan banjir yang semakin besar di masa yang akan datang. Dengan situasi tersebut, Djoko juga menyatakan, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun Jakarta menjadi kota yang kurang efisien untuk didiami.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4654 seconds (0.1#10.140)