Harga minyak dunia merosot tajam

Senin, 16 September 2013 - 20:32 WIB
Harga minyak dunia merosot...
Harga minyak dunia merosot tajam
A A A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan global hari ini turun tajam, setelah AS-Rusia sepakat atas penyerahan senjata kimia Suriah dalam upaya menghindari serangan militer barat. Hal tersebut mengurangi kekahawatiran atas gangguan suplai minyak mentah di Timur Tengah.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November merosot USD1,92 di angka USD109,78 per barel pada perdagangan di London. Sementara kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk Oktober, turun USD1,39 menjadi USD106,82 per barel.

"Harga Brent telah jatuh kembali, menanggapi kesepakatan antara AS dan Rusia mengenai pemindahan dan pembuangan persediaan senjata kimia (Suriah)," kata analis Inenco, Joe Conlan, seperti dilansir dari AFP.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan rekannya dari Rusia Sergei Lavrov mencapai terobosan kesepakatan, Sabtu (14/9/2013) lalu, dalam pembicaraan tiga hari di Jenewa.

Berdasarkan perjanjian tersebut, rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad memiliki waktu sepekan untuk menyerahkan rincian jumlah dan lokasi dari semua bahan kimia yang dimilikinya. Stockpile kemudian akan diserahkan kepada pengawas internasional dan dihancurkan pada pertengahan 2014. Kesepakatan tersebut, memenangkan dukungan China, pemegang hak veto anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Para analis mengatakan, hasil ini telah mencegah kemungkinan serangan pimpinan AS di Suriah untuk menghukum dugaan penggunaan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri.

"Risiko premi atas harga minyak mentah Suriah terus mereda setelah perjanjian AS-Rusia pada hari Sabtu," kata Victor Shum, managing director IHS Purvin and Gertz, Singapura.

Harga minyak sempat mencapai angka tertinggi multi-bulan pada awal September lalu, di tengah kekhawatiran bahwa AS akan terus maju dengan serangan militernya terhadap Suriah. Saat itu, analis khawatir konflik dapat meluas di negara kaya minyak Timur Tengah.

Analis memperingatkan pasar minyak bisa jatuh lebih jauh karena para pedagang menunggu hasil dari pertemuan kunci kebijakan moneter Federal Reserve AS, pekan ini. Pembuat kebijakan bank sentral AS secara luas diperkirakan akan mulai mengurangi program stimulus bank, yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif (QE).

"Selasa dan Rabu ini akan memberikan kita petunjuk penting tentang kapan dan seberapa banyak Fed akan mengurangi program pembelian aset senilai USD85 miliar," kata Tamas Varga, analis broker minyak PVM.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5652 seconds (0.1#10.140)