Kenaikan BI Rate dan lemahnya rupiah tingkatkan NPL

Selasa, 17 September 2013 - 14:11 WIB
Kenaikan BI Rate dan lemahnya rupiah tingkatkan NPL
Kenaikan BI Rate dan lemahnya rupiah tingkatkan NPL
A A A
Sindonews.com - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia terpilih Mirza Adityaswara menilai gejolak pada nilai tukar rupiah dan kenaikan BI Rate akan memicu kenaikan kredit macet atau Non Payment Loan (NPL) perbankan, meski tidak secara signifikan.

"Kalau misalnya karena ada gejolak kurs ini kemudian ada kenaikan suku bunga (BI Rate) sedikit maka mudah-mudahan kenaikan NPL tidak signifikan," jelasnya di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (17/9/2013).

Secara umum Mirza mengatakan, kondisi perbankan Indonesia saat ini sehat dan cukup kuat untuk menghadapi gejolak perekonomian kali ini.

Ditambah lagi, lanjutnya, mayoritas bank besar dan menengah sudah mempunyai dana cadangan untuk menghadapi potensi kredit macet sehingga potensi terjadinya krisis akan semakin kecil.

"Bank besar dan menengah itu kecukupan pencadangan untuk mengcover terjadinya kredit macet juga sudah di atas 100 persen. Jadi pencadangannya sudah cukup," tutup Mirza.

Seperti diketahui sebelumnya, Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI)memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan BI (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 7,25 persen.

"Bahwa hari ini RDG bulanan menaikkan BI Rate 25 Basis point menjadi 7,25 persen. Lending facility sebesar 25 basis poin, dan deposit facility sebesar 25 basis point," terang Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi Ahmad Johansya di Gedung BI, Jakarta, pekan kemarin.

Dengan dinaikkannya BI Rate tersebut, maka deposit facility atau fasilitas simpanan Bank Indonesia (Fasbi) menjadi 5,5 persen dan fasilitas pinjaman BI atau lending facility menjadi 7,25 basis poin. "Semua kita naikkan serempak 25 basis poin," terang Difi.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5743 seconds (0.1#10.140)