Gubernur Jabar minta pedagang ayam tidak mogok
A
A
A
Sindonews.com - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ahmad Heryawan (Aher), meminta para pedagang daging ayam tidak mogok untuk menyuarakan aspirasinya. Karena masih ada cara lain yang ditempuh ketimbang mengedepankan mogok berjualan.
Menurut dia, mahalnya harga daging ayam bukan hanya terjadi di Jabar, melainkan di seluruh Indonesia. Solusi pun harus dicari bersama agar semua pihak tidak rugi.
"Kalau ada hal-hal yang menghambat usaha mereka, tentu langkahnya tidak ujug-ujug demo. Tapi mari kita musyawarahkan bersama," ujarnya di Bandung, Rabu (18/9/2013).
Jika pedagang daging ayam mogok, kata dia, maka yang rugi bukan hanya pedagang. "Kalau pedagang demo, masyarakat sulit cari daging ayam, pedagang juga tidak ada penghasilan kan. Yang rugi lebih banyak," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya berharap pedagang daging ayam mengurungkan niatnya untuk mogok berjualan. "Mari kita lakukan tindakan yang kita harapkan ada perbaikan ke depan, bukan melakukan tindakan emosional yang merugikan banyak orang," kata Aher.
Rencana mogok berjualan daging ayam dikemukakan Kepala Divisi Perunggasan Pesat Jawa Barat, Yoyo Sutarnya. Awalnya pedagang daging ayam se-Bandung Raya akan mogok jualan pada Senin (16/9/2013).
Dalam sebulan terakhir, kenaikan harga daging ayam dinilai sudah kelewatan. Untuk satu kilogram (kg) daging ayam pada pekan lalu mencapai Rp40 ribu per kg. Namun, pada Senin pekan ini harga daging ayam turun hingga dijual dengan kisaran Rp32 ribu sampai Rp24 ribu per kg.
Tapi jika harga kembali naik, pedagang ayam mengancam akan mogok berjualan sebagai bentuk protes. Di kawasan Bandung Raya, tercatat ada sekitar 5 ribu pedagang daging ayam. Setengah dari mereka bahkan sudah gulung tikar alias tidak berjualan karena omzet mereka menurun.
Menurut dia, mahalnya harga daging ayam bukan hanya terjadi di Jabar, melainkan di seluruh Indonesia. Solusi pun harus dicari bersama agar semua pihak tidak rugi.
"Kalau ada hal-hal yang menghambat usaha mereka, tentu langkahnya tidak ujug-ujug demo. Tapi mari kita musyawarahkan bersama," ujarnya di Bandung, Rabu (18/9/2013).
Jika pedagang daging ayam mogok, kata dia, maka yang rugi bukan hanya pedagang. "Kalau pedagang demo, masyarakat sulit cari daging ayam, pedagang juga tidak ada penghasilan kan. Yang rugi lebih banyak," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya berharap pedagang daging ayam mengurungkan niatnya untuk mogok berjualan. "Mari kita lakukan tindakan yang kita harapkan ada perbaikan ke depan, bukan melakukan tindakan emosional yang merugikan banyak orang," kata Aher.
Rencana mogok berjualan daging ayam dikemukakan Kepala Divisi Perunggasan Pesat Jawa Barat, Yoyo Sutarnya. Awalnya pedagang daging ayam se-Bandung Raya akan mogok jualan pada Senin (16/9/2013).
Dalam sebulan terakhir, kenaikan harga daging ayam dinilai sudah kelewatan. Untuk satu kilogram (kg) daging ayam pada pekan lalu mencapai Rp40 ribu per kg. Namun, pada Senin pekan ini harga daging ayam turun hingga dijual dengan kisaran Rp32 ribu sampai Rp24 ribu per kg.
Tapi jika harga kembali naik, pedagang ayam mengancam akan mogok berjualan sebagai bentuk protes. Di kawasan Bandung Raya, tercatat ada sekitar 5 ribu pedagang daging ayam. Setengah dari mereka bahkan sudah gulung tikar alias tidak berjualan karena omzet mereka menurun.
(izz)