Telur Tetas Asal Klaten Terbang ke Vietnam, Sektor Perunggasan Tumbuh Positif
loading...
A
A
A
KLATEN - Ekspor perdana telur tetas (hatching egg/HE) ke Myanmar dan Vietnam, dilepas kemarin oleh Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto . Sehubungan dengan itu, Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar Indonesia), Singgih Januratmoko mengatakan, sub sektor peternakan ini mengalami peningkatan saat pandemi.
“Sub sektor peternakan, khususnya kontribusi dari perunggasan pada masa pandemi ini ternyata mampu meningkatkan pertumbuhan sekitar 7 persen. Ini ekspor yang diakukan pak Airlangga bagian dari kepedulian peternak mandiri yang non integrator,” kata Singgih melalui pernyataan yang diterima MPI.
Singgih yang merupakan komisaris Pt. Janhputra oti juga menyebutkan, salah satu upaya dengan terus mencari peluang di pasar mancanegara dengan meningkatkan impor Grand Parents Stock (GPS).
“Kami memerlukan impor GPS untuk meningkatkan ekspor HE ke Myanmar, Vietnam, dan negara-negara Afrika. negara-negara itu membutuhkan 2 juta butir HE per tahun,” paparnya.
Pihaknya menuturkan, bahwa pihak perusahaan memerlukan impor Grand Parents Stock (GPS) atau indukan untuk meningkatkan ekspor HE ke Myanmar, Vietnam, dan negara-negara Afrika. tahun.
“Tak hanya iyu, upaya ekspor yang dilakukan PT Januputra, selain menunjukkan kemampuan peternak dalam negeri untuk bersaing di pasar global, juga sebagai antisipasi over supply produksi ayam broiler yang sudah terjadi tiga tahun terakhir,” ungkapnya.
Singgih mengatakan, PT Januputra Sejahtera sejak tahun lalu sudah mulai merintis dan membidik pasar mancanegara seperti di Myanmar, Afrika, Kamboja, dan Vietnam.
“Sebagai perusahaan perunggasan yang bergerak di hulu atau pembibitan, ada peluang kebutuhan parent stock (PS) ayam broiler di kedua negara itu. Akhirnya kami mendapat pasar untuk mengirim secara reguler,” jelas Singgih.
Sebagai catatan ekspor perdana ke Myanmar sebanyak 166.000 butir telur tetas PS. Dari jumlah tersebut akan menghasilkan sedikitnya 24 juta ekor final stock ayam broiler.
“Ini bentuk komitmen kami untuk mengatasi masalah over supply produksi ayam broiler sehingga diharapkan bisa membantu peternak mandiri di dalam negeri,” kata dia.
“Sub sektor peternakan, khususnya kontribusi dari perunggasan pada masa pandemi ini ternyata mampu meningkatkan pertumbuhan sekitar 7 persen. Ini ekspor yang diakukan pak Airlangga bagian dari kepedulian peternak mandiri yang non integrator,” kata Singgih melalui pernyataan yang diterima MPI.
Singgih yang merupakan komisaris Pt. Janhputra oti juga menyebutkan, salah satu upaya dengan terus mencari peluang di pasar mancanegara dengan meningkatkan impor Grand Parents Stock (GPS).
“Kami memerlukan impor GPS untuk meningkatkan ekspor HE ke Myanmar, Vietnam, dan negara-negara Afrika. negara-negara itu membutuhkan 2 juta butir HE per tahun,” paparnya.
Pihaknya menuturkan, bahwa pihak perusahaan memerlukan impor Grand Parents Stock (GPS) atau indukan untuk meningkatkan ekspor HE ke Myanmar, Vietnam, dan negara-negara Afrika. tahun.
“Tak hanya iyu, upaya ekspor yang dilakukan PT Januputra, selain menunjukkan kemampuan peternak dalam negeri untuk bersaing di pasar global, juga sebagai antisipasi over supply produksi ayam broiler yang sudah terjadi tiga tahun terakhir,” ungkapnya.
Singgih mengatakan, PT Januputra Sejahtera sejak tahun lalu sudah mulai merintis dan membidik pasar mancanegara seperti di Myanmar, Afrika, Kamboja, dan Vietnam.
“Sebagai perusahaan perunggasan yang bergerak di hulu atau pembibitan, ada peluang kebutuhan parent stock (PS) ayam broiler di kedua negara itu. Akhirnya kami mendapat pasar untuk mengirim secara reguler,” jelas Singgih.
Sebagai catatan ekspor perdana ke Myanmar sebanyak 166.000 butir telur tetas PS. Dari jumlah tersebut akan menghasilkan sedikitnya 24 juta ekor final stock ayam broiler.
“Ini bentuk komitmen kami untuk mengatasi masalah over supply produksi ayam broiler sehingga diharapkan bisa membantu peternak mandiri di dalam negeri,” kata dia.
(akr)