Mobil murah marak, apa kabar Esemka?
A
A
A
Sindonews.com - Banyak masyarakat Kota Solo yang bertanya, bagaimana kabar mobil Esemka. Akhir-akhir ini gaung mengenai mobil tersebut tidak pernah terdengar lagi di telinga masyarakat Kota Solo dan seluruh masyarakat Indonesia.
Pemberitaan mengenai mobil karya siswa SMK tersebut perlahan mulai surut. Bahkan beberapa bulan terakhir ini, pemberitaan mengenai Esemka tidak lagi mengisi surat kabar maupun televisi di Indonesia. Namun, rasa penasaran masyarakat mengenai Mobil Esemka saat ini masih tinggi.
Banyak pengguna mobil yang masih mempertanyakan kelangsungan produksi karya anak bangsa tersebut. Pertanyaan itu kembali santer terdengar di telinga masyarakat, seiring pemberitaan peluncuran mobil murah oleh beberapa Perusahaan Mobil Dunia yang ada di Indonesia.
Berbekal pertanyaan-pertanyaan tersebut, KORAN SINDO menyambangi Pabrik Pembuatan Mobil Esemka yang berada di Solo Techno Park. Namun penelusuran yang dilakukan tidak membuahkan hasil.
Tidak ada kegiatan pembuatan ataupun perakitan mobil yang dilakukan di pabrik yang berdiri kokoh di kawasan Kentingan, Kecamatan Jebres Kota Solo. Peralatan perakitan berupa crane juga dibiarkan menganggur begitu saja di beberapa sudut gedung tersebut.
Berdasarkan penuturan dari Pejabat Humas PT Solo Manufaktur Kreasi (Perushaan pembuat Esemka), Sabar Budi menyebutkan untuk sementara perakitan atau pembuatan mobil Esemka baru diberhentikan sementara.
Menurutnya hal itu karena komponen mobil tersebut masih dalam proses pembuatan. Sehingga perakitan mobil akan dilakukan setelah komponen selesai dibuat.
Sabar menjelaskan, Mobil Esemka tersebut akan diproduksi kembali oleh PT SMK secepatnya pada Oktober. Mengingat proses pembuatan komponen akan berakhir pada akhir September ini.
"Ya kita tetap produksi nanti setelah menunggu komponen yang kita butuhkan tersedia," ujarnya Kepada KORAN SINDO, Kamis (19/9/2013).
Dia menuturkan, untuk produksi tahap kedua kali ini, pihaknya mengaku akan tetap memproduksi jenis Esemka Rajawali dan Esemka Bima, seperti produk-produk yang dibuat pada tahap pertama. Menurutnya, PT SMK belum akan berpindah haluan pada konsep mobil murah perkotaan, seperti yang gencar diluncurkan perusahaan-perusahaan mobil dunia akhir-akhir ini.
Menurutnya Esemka masih akan berkutat pada dua jenis mobil tersebut. Pasalnya dua jenis itu memiliki segmen pasar tersendiri dan berbeda dengan segmen pasar mobil murah. Hal itu terbukti dengan ribuan pemesan mobil itu yang masih antre untuk mengendarai mobil karya anak bangsa ini.
"Pangsa kita itu berbeda dengan mereka, pangsa kita untuk daerah-daerah pedesaan ataupun pinggiran perkotaan. Pemesannya masih sangat banyak dan menunggu proses produksi yang akan kita kerjakan. Sehingga peluncuran mobil murah itu tidak memengaruhi mobil Esemka," terangnya.
Meskipun mengaku masih banyak pemesan, pihaknya mengaku tidak menutup kemungkinan PT SMK juga akan mengeluarkan mobil murah dengan harga di bawah Rp100 juta. Namun konsep yang ditawarkan berbeda.
Pihaknya mengaku akan menyiapkan mobil Mini MPV dengan mesin sekitar 1.100 cc, tidak berkonsep citycar seperti mobil murah yang diluncurkan perusahaan asing.
Kepala Dishubkominfo Solo, Yosca Herman Soedrajad mengatakan, sangat menyayangkan diluncurkannya mobil murah tersebut. Pasalnya mobil murah itu akan semakin memacetkan arus lalu lintas. Selain itu bertambahnya jumlah mobil tidak diimbangi dengan jumlah jalan yang ada di Kota Solo.
"Kebijakan pemerintah itu berbeda dengan kebijakan Pemkot Solo. Kalau kita konsepnya justru beralih ke kendaraan umum bukan ke kendaraan murah. Dengan beralih menggunakan kendaraan umum, maka arus lalu lintas menjadi lancar," kata Yosca.
Pemberitaan mengenai mobil karya siswa SMK tersebut perlahan mulai surut. Bahkan beberapa bulan terakhir ini, pemberitaan mengenai Esemka tidak lagi mengisi surat kabar maupun televisi di Indonesia. Namun, rasa penasaran masyarakat mengenai Mobil Esemka saat ini masih tinggi.
Banyak pengguna mobil yang masih mempertanyakan kelangsungan produksi karya anak bangsa tersebut. Pertanyaan itu kembali santer terdengar di telinga masyarakat, seiring pemberitaan peluncuran mobil murah oleh beberapa Perusahaan Mobil Dunia yang ada di Indonesia.
Berbekal pertanyaan-pertanyaan tersebut, KORAN SINDO menyambangi Pabrik Pembuatan Mobil Esemka yang berada di Solo Techno Park. Namun penelusuran yang dilakukan tidak membuahkan hasil.
Tidak ada kegiatan pembuatan ataupun perakitan mobil yang dilakukan di pabrik yang berdiri kokoh di kawasan Kentingan, Kecamatan Jebres Kota Solo. Peralatan perakitan berupa crane juga dibiarkan menganggur begitu saja di beberapa sudut gedung tersebut.
Berdasarkan penuturan dari Pejabat Humas PT Solo Manufaktur Kreasi (Perushaan pembuat Esemka), Sabar Budi menyebutkan untuk sementara perakitan atau pembuatan mobil Esemka baru diberhentikan sementara.
Menurutnya hal itu karena komponen mobil tersebut masih dalam proses pembuatan. Sehingga perakitan mobil akan dilakukan setelah komponen selesai dibuat.
Sabar menjelaskan, Mobil Esemka tersebut akan diproduksi kembali oleh PT SMK secepatnya pada Oktober. Mengingat proses pembuatan komponen akan berakhir pada akhir September ini.
"Ya kita tetap produksi nanti setelah menunggu komponen yang kita butuhkan tersedia," ujarnya Kepada KORAN SINDO, Kamis (19/9/2013).
Dia menuturkan, untuk produksi tahap kedua kali ini, pihaknya mengaku akan tetap memproduksi jenis Esemka Rajawali dan Esemka Bima, seperti produk-produk yang dibuat pada tahap pertama. Menurutnya, PT SMK belum akan berpindah haluan pada konsep mobil murah perkotaan, seperti yang gencar diluncurkan perusahaan-perusahaan mobil dunia akhir-akhir ini.
Menurutnya Esemka masih akan berkutat pada dua jenis mobil tersebut. Pasalnya dua jenis itu memiliki segmen pasar tersendiri dan berbeda dengan segmen pasar mobil murah. Hal itu terbukti dengan ribuan pemesan mobil itu yang masih antre untuk mengendarai mobil karya anak bangsa ini.
"Pangsa kita itu berbeda dengan mereka, pangsa kita untuk daerah-daerah pedesaan ataupun pinggiran perkotaan. Pemesannya masih sangat banyak dan menunggu proses produksi yang akan kita kerjakan. Sehingga peluncuran mobil murah itu tidak memengaruhi mobil Esemka," terangnya.
Meskipun mengaku masih banyak pemesan, pihaknya mengaku tidak menutup kemungkinan PT SMK juga akan mengeluarkan mobil murah dengan harga di bawah Rp100 juta. Namun konsep yang ditawarkan berbeda.
Pihaknya mengaku akan menyiapkan mobil Mini MPV dengan mesin sekitar 1.100 cc, tidak berkonsep citycar seperti mobil murah yang diluncurkan perusahaan asing.
Kepala Dishubkominfo Solo, Yosca Herman Soedrajad mengatakan, sangat menyayangkan diluncurkannya mobil murah tersebut. Pasalnya mobil murah itu akan semakin memacetkan arus lalu lintas. Selain itu bertambahnya jumlah mobil tidak diimbangi dengan jumlah jalan yang ada di Kota Solo.
"Kebijakan pemerintah itu berbeda dengan kebijakan Pemkot Solo. Kalau kita konsepnya justru beralih ke kendaraan umum bukan ke kendaraan murah. Dengan beralih menggunakan kendaraan umum, maka arus lalu lintas menjadi lancar," kata Yosca.
(izz)