Harga minyak di Asia turun akibat profit taking
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini menurun, karena investor mengambil keuntungan (proft taking) setelah terjadi reli baru-baru ini.
Harga telah melonjak setelah Federal Reserve AS (Fed) memutuskan melanjutkan program pembelian obligasi USD85 miliar per bulan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi AS.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, turun 33 sen menjadi USD106,06 per barel pada perdagangan pagi, setelah tenggelam USD1,68 pada penutupan di New York, kemarin.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, turun 15 sen menjadi USD108,61 per barel, setelah turun USD1,84 di London sehari sebelumnya.
Lembaga penelitian Capital Economics mengatakan, kebijakan bank sentral AS menetapkan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) untuk melanjutkan program terlibat lebih berhari-hati. "Tampaknya akan menunggu sampai pertemuan pada Desember, sebelum mengumumkan setiap penurunan (stimulus)," katanya dalam sebuah catatan, seperti dilansir dari AFP.
Analis lain mengatakan kembalinya produksi ladang minyak Libya dan meredanya ketegangan di Timur Tengah setelah Suriah menyetujui rencana menempatkan gudang senjata kimia di bawah kontrol internasional, ikut membantu harga.
"Libya El Feel dan ladang minyak Sharara telah dibuka kembali akan meningkatkan tingkat produksi (menurut kementerian minyak). Produksi Libya akan meningkat menjadi 700.000 hingga 800.000 barel per hari, setelah dibuka kembali," kata Bank CIMB Malaysia dalam sebuah catatan.
Sebelumnya, protes oleh pekerja ladang minyak dan terminal ekspor sejak Juli telah melumpuhkan produksi Libya.
Harga telah melonjak setelah Federal Reserve AS (Fed) memutuskan melanjutkan program pembelian obligasi USD85 miliar per bulan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi AS.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, turun 33 sen menjadi USD106,06 per barel pada perdagangan pagi, setelah tenggelam USD1,68 pada penutupan di New York, kemarin.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, turun 15 sen menjadi USD108,61 per barel, setelah turun USD1,84 di London sehari sebelumnya.
Lembaga penelitian Capital Economics mengatakan, kebijakan bank sentral AS menetapkan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) untuk melanjutkan program terlibat lebih berhari-hati. "Tampaknya akan menunggu sampai pertemuan pada Desember, sebelum mengumumkan setiap penurunan (stimulus)," katanya dalam sebuah catatan, seperti dilansir dari AFP.
Analis lain mengatakan kembalinya produksi ladang minyak Libya dan meredanya ketegangan di Timur Tengah setelah Suriah menyetujui rencana menempatkan gudang senjata kimia di bawah kontrol internasional, ikut membantu harga.
"Libya El Feel dan ladang minyak Sharara telah dibuka kembali akan meningkatkan tingkat produksi (menurut kementerian minyak). Produksi Libya akan meningkat menjadi 700.000 hingga 800.000 barel per hari, setelah dibuka kembali," kata Bank CIMB Malaysia dalam sebuah catatan.
Sebelumnya, protes oleh pekerja ladang minyak dan terminal ekspor sejak Juli telah melumpuhkan produksi Libya.
(dmd)