Indonesia akan ekspor listrik ke Malaysia dan Papua

Kamis, 26 September 2013 - 12:28 WIB
Indonesia akan ekspor...
Indonesia akan ekspor listrik ke Malaysia dan Papua
A A A
Sindonews.com – Pemerintah melalui PT PLN (Persero) berencana mengekspor listrik sebesar 600-1000 megawatt (MW) dari Kepulauan Riau ke Semenanjung Malaka, Malaysia. Itu merupakan perwujudan Indonesia terhadap kesepakatan negara-negara ASEAN dalam ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) Ke- 31 di Nusa Dua, Bali.

Direktur Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman mengatakan, pembangkit listrik ditargetkan beroperasi pada 2018 dengan kapasitas 1000 MW. Sedangkan untuk pasokan listrik ke Malaysia akan melewati kabel bawah laut melalui Semenanjung Malaka.

"Rencana memang akan ada pembangkit di Riau. Nanti sebagian kita ekspor ke Malaysia antara 600-1000 MW,"jelas Jarman saat ditemui usai Diskusi Forum Business AMEM di Westin Hotel, Nusa Dua, Bali, Kamis (26/9/2013).

Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga akan mengekspor listrik ke Papua Nugini dengan kapasitas 2 MWpada kuartal II 2014. Listrik yang akan diekspor berasal dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Holtekamp, Jayapura, Papua berkapasitas 25 MW.

Saat ini, PLTU Holtekamp dalam proses konstruksi dan diperkirakan akan beroperasi komersial pada kuartal I/2014.

"Papua Nugini kita nunggu pembangkit listriknya jadi. Ada beberapa PLTU dengan ukuran kecil sebagian nanti di ekspor," tutur dia.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, rasio elektrifikasi Papua pada 2012 hanya sebesar 34,62 persen, lalu ditargetkan naik pada tahun ini menjadi 50,20 persen. Pada 2014, rencana penyambungan pelanggan baru di Papua sebesar 125.894 pelanggan rumah tangga.

Sementara rasio elektrifikasi nasional pada 2012 mencapai 76,56 persen, lalu pada tahun ini ditargetkan naik menjadi 79,3%, dan pada 2014 ditargetkan naik lagi menjadi 81,4 persen.

Jarman menjelaskan, kegiatan ekspor impor listrik tersebut sebenarnya merupakan hal yang wajar karena telah diterapkan sejumlah negara maju di Eropa dan Amerika Serikat. Amerika membeli listrik dari Kanada, kemudian Jerman membeli listrik dari Perancis, begitupun Laos menjual ke Thailand.

“Ini juga kita akomodasi di Indonesia, contohnya interkoneksi Serawak dan Kalimantan Barat, maupun malaka dengan sumatera. Laos ada pembangkit air sebagian dikirim ke Thailand, sehingga Thailand tidak perlu ada pembangkit yang lebih mahal,” katanya

Bahkan pemerintah juga berencana mengimpor listrik dari Serawak, Malaysia untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kalimantan Barat selama lima tahun mulai Juli 2014. Dalam mendukung rencana tersebut akan dibangun transmisi tegangan 275 kilovolt sepanjang 122 kilometer (km) dari Bengkayang di Kalimantan Barat hingga Mambong di Serawak, negara bagian Malaysia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0748 seconds (0.1#10.140)