Masyarakat Indonesia belum terapkan teknopreneurship
A
A
A
Sindonews.com - Guna menghadapi globalisasi dan pasar bebas, salah satu upaya yang bisa dilakukan ialah meningkatkan daya saing produk dalam negeri. Sayangnya, hanya 10 persen dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia yang telah menerapkan teknologi dalam menghasilkan maupun memasarkan produk mereka.
"Minimnya penggunaan teknologi kaitannya dengan wirausaha membuat kami tergerak untuk makin menggencarkan pengenalan technopreneurship atau penerapan teknologi dalam kewirausahaan. Adopsi teknologi dalam wirausaha tentu sangat mampu membantu mengembangkan usaha," ujar Kepala Program Studi Ekonomi Manajemen Universitas Atmajaya Yogyakarta Dr. Budi Suprapto Kamis (26/9/2013).
Ditemui di sela-sela pelaksanaan seminat internasional Technology Management and Technopreneurship 2013 di kampus setempat, Budi menuturkan, masyarakkat Indonesia, utamanya para mahasiswa perlu lebih mengetahui pengelolaan teknologi demi kemanfaatannya bagi umat manusia. Apalagi isu technopreneurship tersebut masih langka disinggung oleh perguruan tinggi maupun instansi di Indonesia.
"Saat ini masyarakat kita hanya sebatas pengkonsumsi teknologi, belum sampai pada tahap mengoptimalkan teknologi tersebut untuk industri dan kewirausahaan. Meskipun pemanfaatannya masih rendah, tapi peluang dan perkembangannya sangat tinggi karenanya butuh dorongan," tuturnya.
Diakui Budi, Universitas Atmajaya Yogyakarta sendiri memiliki pusat studi kewirausahaan. Sayangnya, pusat studi sendiri belum mampu sepenuhnya mengaplikasikan teknologi untuk pengembangan kewirausahaan. Melalui seminar internasional tersebut, UAJY ingin mendorong pemanfaatan dan aplikatif teknologi untuk meningkatkan budaya dan semangat kewirausahaan.
"Kami sengaja mengundang pembicara dari beberapa negara sebagai contoh dan pembelajaran bagaimana pemanfaatan teknologi dalam dunia usaha di lain. Beberapa negara yang kami libatkan ialah Arab Saudi, Malaysia, Australia, Inggris, Madagaskar dan China," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Mahasiswa seminar tersebut Angarius Aldion menuturkan, dalam seminar tersebut juga digelar kompetisi riset mengenai technopreneurship. Hingga penilaian akhir, terdapat 16 makalah penelitian dari negara-negara peserta seminar. Riset yang nantinya dinilai terbaik akan mendapat kesempatan melakukan publikasi pada jurnal internasional.
"Semua makalah berbicara tentang tema besar yakni interaksi manusia dengan teknologi yang kaitannya dengan technopreneurship. Hal ini untuk mendorong para mahasiswa menggali sejauh mana manusia mampu memanfaatkan teknologi dalam kehidupan usaha mereka," ujarnya.
"Minimnya penggunaan teknologi kaitannya dengan wirausaha membuat kami tergerak untuk makin menggencarkan pengenalan technopreneurship atau penerapan teknologi dalam kewirausahaan. Adopsi teknologi dalam wirausaha tentu sangat mampu membantu mengembangkan usaha," ujar Kepala Program Studi Ekonomi Manajemen Universitas Atmajaya Yogyakarta Dr. Budi Suprapto Kamis (26/9/2013).
Ditemui di sela-sela pelaksanaan seminat internasional Technology Management and Technopreneurship 2013 di kampus setempat, Budi menuturkan, masyarakkat Indonesia, utamanya para mahasiswa perlu lebih mengetahui pengelolaan teknologi demi kemanfaatannya bagi umat manusia. Apalagi isu technopreneurship tersebut masih langka disinggung oleh perguruan tinggi maupun instansi di Indonesia.
"Saat ini masyarakat kita hanya sebatas pengkonsumsi teknologi, belum sampai pada tahap mengoptimalkan teknologi tersebut untuk industri dan kewirausahaan. Meskipun pemanfaatannya masih rendah, tapi peluang dan perkembangannya sangat tinggi karenanya butuh dorongan," tuturnya.
Diakui Budi, Universitas Atmajaya Yogyakarta sendiri memiliki pusat studi kewirausahaan. Sayangnya, pusat studi sendiri belum mampu sepenuhnya mengaplikasikan teknologi untuk pengembangan kewirausahaan. Melalui seminar internasional tersebut, UAJY ingin mendorong pemanfaatan dan aplikatif teknologi untuk meningkatkan budaya dan semangat kewirausahaan.
"Kami sengaja mengundang pembicara dari beberapa negara sebagai contoh dan pembelajaran bagaimana pemanfaatan teknologi dalam dunia usaha di lain. Beberapa negara yang kami libatkan ialah Arab Saudi, Malaysia, Australia, Inggris, Madagaskar dan China," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Mahasiswa seminar tersebut Angarius Aldion menuturkan, dalam seminar tersebut juga digelar kompetisi riset mengenai technopreneurship. Hingga penilaian akhir, terdapat 16 makalah penelitian dari negara-negara peserta seminar. Riset yang nantinya dinilai terbaik akan mendapat kesempatan melakukan publikasi pada jurnal internasional.
"Semua makalah berbicara tentang tema besar yakni interaksi manusia dengan teknologi yang kaitannya dengan technopreneurship. Hal ini untuk mendorong para mahasiswa menggali sejauh mana manusia mampu memanfaatkan teknologi dalam kehidupan usaha mereka," ujarnya.
(gpr)