Harga minyak di perdagangan Asia turun
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia awal pekan ini turun di tengah berkembangnya kekhawatiran krisis anggaran AS bisa berlanjut ke default utang, yang dapat menghancurkan dan merusak ekonomi global.
Dilansir dari AFP, Senin (7/10/2013), kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November turun 49 sen menjadi USD103,35 per barel pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November turun 35 sen menjadi USD109,11 per barel.
Shutdown pemerintah AS telah memasuki hari ketujuh, setelah rangkaian pembicaraan maraton antara Demokrat dan Republik di Washington gagal mencapai resolusi.
Menteri Keuangan AS, Jack Lew memperingatkan bahwa kongres telah 'bermain api', di mana Partai Republik mengangkat ancaman default jika Presiden Barack Obama menolak bernegosiasi atas pengeluaran.
Lew mengatakan AS akan kehabisan uang tunai pada 17 Oktober, dan dengan hanya USD30 miliar di tangan untuk memenuhi kewajiban yang dapat berjalan sampai USD60 miliar per hari, dengan cepat akan default.
Kekhawatiran berkembang bahwa shutdown bisa mengancam pemulihan ekonomi yang rapuh di AS, di mana beberapa analis memprediksi hal itu bisa mendorong perekonomian negara kembali ke resesi.
"Kedua belah pihak bercokol di posisi mereka, menyiratkan bahwa kesepakatan pada peningkatan plafon utang yang dibutuhkan pada 17 Oktober, juga terlihat di luar jangkauan," kata Bank Perancis Credit Agricole.
Dilansir dari AFP, Senin (7/10/2013), kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November turun 49 sen menjadi USD103,35 per barel pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November turun 35 sen menjadi USD109,11 per barel.
Shutdown pemerintah AS telah memasuki hari ketujuh, setelah rangkaian pembicaraan maraton antara Demokrat dan Republik di Washington gagal mencapai resolusi.
Menteri Keuangan AS, Jack Lew memperingatkan bahwa kongres telah 'bermain api', di mana Partai Republik mengangkat ancaman default jika Presiden Barack Obama menolak bernegosiasi atas pengeluaran.
Lew mengatakan AS akan kehabisan uang tunai pada 17 Oktober, dan dengan hanya USD30 miliar di tangan untuk memenuhi kewajiban yang dapat berjalan sampai USD60 miliar per hari, dengan cepat akan default.
Kekhawatiran berkembang bahwa shutdown bisa mengancam pemulihan ekonomi yang rapuh di AS, di mana beberapa analis memprediksi hal itu bisa mendorong perekonomian negara kembali ke resesi.
"Kedua belah pihak bercokol di posisi mereka, menyiratkan bahwa kesepakatan pada peningkatan plafon utang yang dibutuhkan pada 17 Oktober, juga terlihat di luar jangkauan," kata Bank Perancis Credit Agricole.
(dmd)