Harga minyak dunia tertekan krisis plafon utang AS
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan dunia melemah, di tengah kekhawatiran krisis anggaran Amerika Serikat (AS) bisa berimbas pada default utang. Kondisi ini diyakini dapat memukul keras ekonomi global.
Dilansir dari AFP, Senin (7/10/2013), kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, turun 91 sen menjadi USD102,93 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, kehilangan 84 sen berdiri di angka USD108,62 per barel dalam transaksi sore di London.
Shutdown pemerintah AS telah memasuki hari ketujuh. Di mana serangkaian pembicaraan maraton antara Partai Demokrat dan Republik di Washington gagal mencapai resolusi untuk stand-off.
Menteri Keuangan AS, Jack Lew memperingatkan, bahwa kongres telah 'bermain api', di mana Partai Republik telah mengangkat ancaman default jika Presiden Barack Obama menolak bernegosiasi atas rencana pengeluaran.
Lew mengatakan, AS akan kehabisan uang tunai pada 17 Oktober, dengan hanya USD30 miliar di tangan untuk memenuhi kewajiban, yang dapat berjalan sampai USD60 miliar per hari dengan cepat akan mengakibatkan default.
Kekhawatiran berkembang shutdown bisa mengancam pemulihan ekonomi yang rapuh di AS, di mana beberapa analis memprediksi hal itu bisa mendorong perekonomian negara kembali ke dalam resesi.
"Kedua belah pihak bercokol di posisi mereka masing-masing, menyiratkan bahwa kesepakatan atas peningkatan plafon utang yang dibutuhkan pada 17 Oktober juga terlihat di luar jangkauan," kata Bank Perancis, Credit Agricole dalam catatannya.
Dilansir dari AFP, Senin (7/10/2013), kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, turun 91 sen menjadi USD102,93 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, kehilangan 84 sen berdiri di angka USD108,62 per barel dalam transaksi sore di London.
Shutdown pemerintah AS telah memasuki hari ketujuh. Di mana serangkaian pembicaraan maraton antara Partai Demokrat dan Republik di Washington gagal mencapai resolusi untuk stand-off.
Menteri Keuangan AS, Jack Lew memperingatkan, bahwa kongres telah 'bermain api', di mana Partai Republik telah mengangkat ancaman default jika Presiden Barack Obama menolak bernegosiasi atas rencana pengeluaran.
Lew mengatakan, AS akan kehabisan uang tunai pada 17 Oktober, dengan hanya USD30 miliar di tangan untuk memenuhi kewajiban, yang dapat berjalan sampai USD60 miliar per hari dengan cepat akan mengakibatkan default.
Kekhawatiran berkembang shutdown bisa mengancam pemulihan ekonomi yang rapuh di AS, di mana beberapa analis memprediksi hal itu bisa mendorong perekonomian negara kembali ke dalam resesi.
"Kedua belah pihak bercokol di posisi mereka masing-masing, menyiratkan bahwa kesepakatan atas peningkatan plafon utang yang dibutuhkan pada 17 Oktober juga terlihat di luar jangkauan," kata Bank Perancis, Credit Agricole dalam catatannya.
(dmd)