Masyarakat Kulonprogo tak tertarik kembangkan sapi lokal
A
A
A
Sindonews.com - Minat masyarakat untuk mengembangkan sapi lokal terus mengalami penurunan. Masyarakat Kulonprogo lebih memilih sapi impor karena cepat besar. Padahal, sapi lokal juga banyak memiliki keunggulan.
Kepala Dinas Kepenak Kulonprogo, Endang Purwaningrum mengatakan, salah satu keunggulan sapi lokal pada pengembangbiakan sapi. Di mana Sapi lokal akan mudah dibuahi dalam satu atau dua perkawinan.
Sementara, sapi merah harus berulang kali, karena masa birahinya yang lebih panjang. Artinya dengan masa kawin yang lebih cepat akan menghemat biaya untuk pakan dan perawatan.
"Lomba ini untuk merangsang peternak untuk memelihara sapi lokal," jelasnya disela-sela lomba sapi lokal di pasar hewan Pengasih, Kamis (11/10/2013).
Populasi sapi di Kulonprogo terus mengalami penurunan. Pada 2011, populasi sapi di Kulonprogo masih mencapai 72 ribu ekor. Namun jumlah ini menurun dibanding 2012 yang hanya 65 ribu ekor dan 56 ribu ekor pada 2013.
Penurunan paling tajam justru pada sapi lokal, jenis Brahman maupun sapi po. "Sebenarnya sapi lokal ini kalau dirawat baik juga menguntungkan seperti sapi metal," ujarnya.
Salah satu peserta Supardi mengaku perawatan sapi lokal lebih mudah. Cukup dengan pakan dari hijauan saja sudah mau. Sedangkan untuk hasil lebih baik, tetap harus diberikan vitamin dan perlakukan sama dengan sapi metal.
"Makannya lebih sedikit dari sapi metal, dan tanpa konsentrat juga mau," pungkas dia.
Kepala Dinas Kepenak Kulonprogo, Endang Purwaningrum mengatakan, salah satu keunggulan sapi lokal pada pengembangbiakan sapi. Di mana Sapi lokal akan mudah dibuahi dalam satu atau dua perkawinan.
Sementara, sapi merah harus berulang kali, karena masa birahinya yang lebih panjang. Artinya dengan masa kawin yang lebih cepat akan menghemat biaya untuk pakan dan perawatan.
"Lomba ini untuk merangsang peternak untuk memelihara sapi lokal," jelasnya disela-sela lomba sapi lokal di pasar hewan Pengasih, Kamis (11/10/2013).
Populasi sapi di Kulonprogo terus mengalami penurunan. Pada 2011, populasi sapi di Kulonprogo masih mencapai 72 ribu ekor. Namun jumlah ini menurun dibanding 2012 yang hanya 65 ribu ekor dan 56 ribu ekor pada 2013.
Penurunan paling tajam justru pada sapi lokal, jenis Brahman maupun sapi po. "Sebenarnya sapi lokal ini kalau dirawat baik juga menguntungkan seperti sapi metal," ujarnya.
Salah satu peserta Supardi mengaku perawatan sapi lokal lebih mudah. Cukup dengan pakan dari hijauan saja sudah mau. Sedangkan untuk hasil lebih baik, tetap harus diberikan vitamin dan perlakukan sama dengan sapi metal.
"Makannya lebih sedikit dari sapi metal, dan tanpa konsentrat juga mau," pungkas dia.
(izz)