Gejolak ekonomi global rugikan pengusaha AABI
A
A
A
Sindonews.com - Melonjaknya harga minyak dunia telah menyebabkan ketidakstabilan ekonomi global. Bahkan, Indonesia juga merasakan akibat dari kondisi tersebut.
Secara otomatis nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) hingga kini masih melambung tinggi. Hal itu memengaruhi harga berbagai macam barang.
Atas hal itu, pengusaha yang terhimpun dalam Asosiasi Aspal Beton Indonesia (AABI) sangat merasakan akibatnya, karena dalam melaksanakan pekerjaannya AABI merupakan pemangsa produk-produk minyak bumi.
Ketua AAABI, Hartono menegaskan, gejolak nilai kurs rupiah terhadap USD yang meningkat 20 persen pada periode Juni-September 2013 telah mengakibatkan melambungnya harga berbagai material konstruksi utama, termasuk material aspal.
Akibatnya, banyak para anggota AABI yang merugi dan bahkan bisa terancam kolaps. "Fluktuasi harga itu sangat berat bagi pengusaha AABI, dan bahkan banyak yang rugi," tegasnya saat rangkaian Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) AABI di Padang, Kamis (10/10/2013).
Dampak dari kenaikan harga itu, kata dia, menurunnya kinerja para penyedia jasa kontruksi yang berpengaruh terhadap terganggunya pencapaian target sebagaimana ditetapkan dalam kontrak.
"Itu disebabkan harga melonjak, sementara kontrak tidak ada penyesuaian," pungkas hartono.
Secara otomatis nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) hingga kini masih melambung tinggi. Hal itu memengaruhi harga berbagai macam barang.
Atas hal itu, pengusaha yang terhimpun dalam Asosiasi Aspal Beton Indonesia (AABI) sangat merasakan akibatnya, karena dalam melaksanakan pekerjaannya AABI merupakan pemangsa produk-produk minyak bumi.
Ketua AAABI, Hartono menegaskan, gejolak nilai kurs rupiah terhadap USD yang meningkat 20 persen pada periode Juni-September 2013 telah mengakibatkan melambungnya harga berbagai material konstruksi utama, termasuk material aspal.
Akibatnya, banyak para anggota AABI yang merugi dan bahkan bisa terancam kolaps. "Fluktuasi harga itu sangat berat bagi pengusaha AABI, dan bahkan banyak yang rugi," tegasnya saat rangkaian Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) AABI di Padang, Kamis (10/10/2013).
Dampak dari kenaikan harga itu, kata dia, menurunnya kinerja para penyedia jasa kontruksi yang berpengaruh terhadap terganggunya pencapaian target sebagaimana ditetapkan dalam kontrak.
"Itu disebabkan harga melonjak, sementara kontrak tidak ada penyesuaian," pungkas hartono.
(izz)