FKSSK beberkan cara mencegah krisis ekonomi
A
A
A
Sindonews.com - Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) mempunyai tata cara mempertahankan perekonomian Indonesia dari krisis melalui crisis management protocol masing-masing anggotanya.
Menteri Keuangan (Menkeu), M Chatib Basri mengatakan, pemerintah memilki cara dengan mengoptimalkan peran BUMN dalam mempertahankan diri dari krisis.
"Sebelum krisis terjadi yang akan dilakukan adalah kesiapan 11 BUMN untuk simulasi bond stabilization dan juga langkah prosedur protokol," ujarnya di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (18/10/2013).
Pada kesempatan yang sama Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo juga mengutarakan cara pencegahan krisis yang akan dan telah dilakukan oleh BI. Diantaranya penyempurnaan loan to value, financing to value, hedging (lindung nilai) mata uang.
Selain itu, BI juga akan melakukan pembinaan bagi bank yang memiliki likuiditas lemah. "Ini juga termasuk perpanjangan Bilateral Swap Agreement dengan Jepang, Korsel, dan Cihna. Ditambah lagi dengan perpanjangan Swap ASEAN USD2 miliar dan Chiang Mai Iniciative," terang Agus.
Sementara, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad juga akan memonitor secara berkelanjutan seluruh industri keuangan sebagai bentuk crisis management protocol yang dilakukan OJK.
"Selain bank dengan kondisi baik, kita juga harus perhatikan kondisi anak perusahaan bank tersebut berupa asuransi dan pembiayaan, apakah mereka juga sehat. Jangan sampai bank sehat terbawa anak perusahaannya yang sakit," jelas Muliaman.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Heru Budiargo juga akan terus melakukan simulasi langkah stabilitas LPS sebagai early warning system, dan memperkuat koordinasi dengan anggota FKSSK lainnya.
"Kadang-kadang kita jarang perang, makanya simulasi harus terus dilakukan," tandas Heru.
Menteri Keuangan (Menkeu), M Chatib Basri mengatakan, pemerintah memilki cara dengan mengoptimalkan peran BUMN dalam mempertahankan diri dari krisis.
"Sebelum krisis terjadi yang akan dilakukan adalah kesiapan 11 BUMN untuk simulasi bond stabilization dan juga langkah prosedur protokol," ujarnya di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (18/10/2013).
Pada kesempatan yang sama Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo juga mengutarakan cara pencegahan krisis yang akan dan telah dilakukan oleh BI. Diantaranya penyempurnaan loan to value, financing to value, hedging (lindung nilai) mata uang.
Selain itu, BI juga akan melakukan pembinaan bagi bank yang memiliki likuiditas lemah. "Ini juga termasuk perpanjangan Bilateral Swap Agreement dengan Jepang, Korsel, dan Cihna. Ditambah lagi dengan perpanjangan Swap ASEAN USD2 miliar dan Chiang Mai Iniciative," terang Agus.
Sementara, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad juga akan memonitor secara berkelanjutan seluruh industri keuangan sebagai bentuk crisis management protocol yang dilakukan OJK.
"Selain bank dengan kondisi baik, kita juga harus perhatikan kondisi anak perusahaan bank tersebut berupa asuransi dan pembiayaan, apakah mereka juga sehat. Jangan sampai bank sehat terbawa anak perusahaannya yang sakit," jelas Muliaman.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Heru Budiargo juga akan terus melakukan simulasi langkah stabilitas LPS sebagai early warning system, dan memperkuat koordinasi dengan anggota FKSSK lainnya.
"Kadang-kadang kita jarang perang, makanya simulasi harus terus dilakukan," tandas Heru.
(izz)