Rizal Ramli: Perekonomian RI sudah lampu kuning
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri versi Oesman Sapta Odang (OSO) Rizal Ramli menyebut perekonomian Indonesia memasuki fase lampu kuning.
Pasalnya, defisit yang terjadi di Indonesia ada sebanyak empat defisit (quatrodeficit) yaitu defisit neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan, defisit neraca pembayaran dan defisit primer APBN.
"Neraca perdagangan biasanya surplus hingga USD32 miliar, sekarang minus USD6 miliar. Neraca transaksi berjalan minus USD9 miliar dan dua defisit lainnya," ujarnya di Hotel Manhattan, Jakarta, Selasa (22/10/2013).
Rizal mengkhawatirkan, ke depannya perekonomian Indonesia akan masuk lampu merah atau fase krisis yang cukup berbahaya. "Oleh karena itu saya minta Kadin memainkan peranan positif untuk mengurangi defisit," lanjutnya.
Salah satu peran yang dapat diambil Kadin adalah mendorong Pemerintah melebur kembali Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan agar kenali pengolahan barang mentah dan ekspor impor berada dalam satu Kementerian saja.
"Dengan menggabungkan dua Kementerian, maka kita akan memaksimalkan nilai tambah komoditas dan mengurangi defisit," tandasnya.
Pasalnya, defisit yang terjadi di Indonesia ada sebanyak empat defisit (quatrodeficit) yaitu defisit neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan, defisit neraca pembayaran dan defisit primer APBN.
"Neraca perdagangan biasanya surplus hingga USD32 miliar, sekarang minus USD6 miliar. Neraca transaksi berjalan minus USD9 miliar dan dua defisit lainnya," ujarnya di Hotel Manhattan, Jakarta, Selasa (22/10/2013).
Rizal mengkhawatirkan, ke depannya perekonomian Indonesia akan masuk lampu merah atau fase krisis yang cukup berbahaya. "Oleh karena itu saya minta Kadin memainkan peranan positif untuk mengurangi defisit," lanjutnya.
Salah satu peran yang dapat diambil Kadin adalah mendorong Pemerintah melebur kembali Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan agar kenali pengolahan barang mentah dan ekspor impor berada dalam satu Kementerian saja.
"Dengan menggabungkan dua Kementerian, maka kita akan memaksimalkan nilai tambah komoditas dan mengurangi defisit," tandasnya.
(gpr)