Minyak WTI bisa di bawah USD100 hingga akhir 2013
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) masih tertekan di bawah USD100 per barel hingga hari kedua pekan ini, setelah stok minyak mentah AS naik ke level tertinggi dalam 15 pekan. Kondisi ini diprediksi akan berlanjut hingga akhir 2013.
Komoditas tergelincir sebanyak 0,5 persen di New York ke level terendah dalam lebih dari tiga bulan. Setelah Administrasi Informasi Energi AS melaporkan persediaan minyak mentah meningkat sebesar 4 juta barel menjadi 374,5 juta dalam pekan yang berakhir 11 Oktober.
Berdasarkan survei Bloomberg News, yang dilansir Selasa (22/10/2013), pasokan minyak diproyeksikan naik sebesar 3 juta. WTI menunjukkan akan memperpanjang penurunan di bawah USD100 sampai akhir tahun.
"Penyulingan yang berjalan relatif rendah dan permintaan pra-musim yang lambat terus membebani WTI," kata Andrey Kryuchenkov, analis VTB Capital, London.
WTI untuk pengiriman November, yang berakhir hari ini menurun sebanyak 52 sen menjadi USD98,70 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange. Kontrak Desember lebih aktif berada di USD99,34, turun 34 sen, pada pukul 12.54 waktu London. Volume semua berjangka yang diperdagangkan 1,1 persen kurang dari rata-rata 100 hari.
Sementara Brent untuk pengiriman Desember naik 69 sen menjadi USD110,33 per barel di ICE Futures Europe, yang berbasis di Bursa London, setelah kehilangan 30 sen kemarin. Minyak mentah patokan Eropa dengan premi sebanyak USD11,07 untuk WTI pada bulan yang sama, penyebaran terluas secara intraday sejak 24 April.
Sekretaris Jenderal OPEC, Abdalla El-Badri mengatakan, penurunan permintaan energi global disebabkan perekonomian dunia lebih lemah.
Sebanyak 12 negara anggota kartel yang memompa sekitar 40 persen minyak mentah dunia, dijadwalkan akan bertemu pada 4 Desember di Wina, Austria, untuk meninjau tingkat output dan kebijakan.
Komoditas tergelincir sebanyak 0,5 persen di New York ke level terendah dalam lebih dari tiga bulan. Setelah Administrasi Informasi Energi AS melaporkan persediaan minyak mentah meningkat sebesar 4 juta barel menjadi 374,5 juta dalam pekan yang berakhir 11 Oktober.
Berdasarkan survei Bloomberg News, yang dilansir Selasa (22/10/2013), pasokan minyak diproyeksikan naik sebesar 3 juta. WTI menunjukkan akan memperpanjang penurunan di bawah USD100 sampai akhir tahun.
"Penyulingan yang berjalan relatif rendah dan permintaan pra-musim yang lambat terus membebani WTI," kata Andrey Kryuchenkov, analis VTB Capital, London.
WTI untuk pengiriman November, yang berakhir hari ini menurun sebanyak 52 sen menjadi USD98,70 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange. Kontrak Desember lebih aktif berada di USD99,34, turun 34 sen, pada pukul 12.54 waktu London. Volume semua berjangka yang diperdagangkan 1,1 persen kurang dari rata-rata 100 hari.
Sementara Brent untuk pengiriman Desember naik 69 sen menjadi USD110,33 per barel di ICE Futures Europe, yang berbasis di Bursa London, setelah kehilangan 30 sen kemarin. Minyak mentah patokan Eropa dengan premi sebanyak USD11,07 untuk WTI pada bulan yang sama, penyebaran terluas secara intraday sejak 24 April.
Sekretaris Jenderal OPEC, Abdalla El-Badri mengatakan, penurunan permintaan energi global disebabkan perekonomian dunia lebih lemah.
Sebanyak 12 negara anggota kartel yang memompa sekitar 40 persen minyak mentah dunia, dijadwalkan akan bertemu pada 4 Desember di Wina, Austria, untuk meninjau tingkat output dan kebijakan.
(dmd)