Geser Singapura, Jepang jadi investor asing terbesar RI
A
A
A
Sindonews.com - Jepang menjadi negara asing yang menanamkan investasi berupa Penanaman Modal Asing (PMA) paling besar di Indonesia selama triwulan III/2013 ini dengan jumlah realisasi investasi USD3,6 miliar atau 17,2 persen dari seluruh PMA yang masuk ke Indonesia.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar menyebut hal itu merupakan pergeseran trend investasi dari biasanya Singapura yang menjadi investor asing terbesar di Indonesia.
Singapura sendiri masih menjadi investor asing kedua terbesar dengan jumlah USD3,1 miliar atau sebesar 14,7 persen dari seluruh PMA yang masuk.
"Di triwulan I/2010 investasi Jepang masih 4,4 persen tapi sekarang sudah 17 persen. Sementara di triwulan I/2010 investasi Korea Selatan masih belum ada, tapi sekarang sudah 7,7 persen. Ini seiring kita bergerak kepada sektor manufaktur dan jasa," terang Mahendra di Gedung BKPM, Jakarta, Rabu (23/10/2013).
Dia juga menerangkan, investor Jepang dan Korea Selatan lebih senang berinvestasi langsung di Indonesia tanpa membuka kantor perwakilan kawasan di Singapura. Hal ini dirasakan Mahendra membuat angka investasi kedua negara Asia Timur tersebut dapat meningkat.
"Berbeda dengan kebiasaan negara seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa yang membuka kantor terlebih dahulu di Singapura, sehingga asal dari modal tersebut tercatat modal Singapura," terang Mahendra.
Namun Mahendra menegaskan, tidak ada permasalahan signifikan apabila perusahaan asing yang tercatat BKPM berasal dari Singapura. "Walaupun begitu kita juga meyakinkan kalau dia buka kantor kawasan di Indonesia dong, jangan di Singapura saja," tandas Mahendra.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar menyebut hal itu merupakan pergeseran trend investasi dari biasanya Singapura yang menjadi investor asing terbesar di Indonesia.
Singapura sendiri masih menjadi investor asing kedua terbesar dengan jumlah USD3,1 miliar atau sebesar 14,7 persen dari seluruh PMA yang masuk.
"Di triwulan I/2010 investasi Jepang masih 4,4 persen tapi sekarang sudah 17 persen. Sementara di triwulan I/2010 investasi Korea Selatan masih belum ada, tapi sekarang sudah 7,7 persen. Ini seiring kita bergerak kepada sektor manufaktur dan jasa," terang Mahendra di Gedung BKPM, Jakarta, Rabu (23/10/2013).
Dia juga menerangkan, investor Jepang dan Korea Selatan lebih senang berinvestasi langsung di Indonesia tanpa membuka kantor perwakilan kawasan di Singapura. Hal ini dirasakan Mahendra membuat angka investasi kedua negara Asia Timur tersebut dapat meningkat.
"Berbeda dengan kebiasaan negara seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa yang membuka kantor terlebih dahulu di Singapura, sehingga asal dari modal tersebut tercatat modal Singapura," terang Mahendra.
Namun Mahendra menegaskan, tidak ada permasalahan signifikan apabila perusahaan asing yang tercatat BKPM berasal dari Singapura. "Walaupun begitu kita juga meyakinkan kalau dia buka kantor kawasan di Indonesia dong, jangan di Singapura saja," tandas Mahendra.
(gpr)