Harga minyak di perdagangan Asia menguat
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak mentah di perdagangan Asia hari ini sedikit naik, didorong laporan positif pendapatan perusahaan Amerika Serikat (AS). Tapi, analis memperingatkan bahwa kekhawatiran permintaan di konsumen minyak dunia itu akan menurun lebih lanjut.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, naik 10 sen menjadi USD97,21 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Desember, naik delapan sen menjadi USD107,07 per barel.
"Kami telah melihat harga bergerak dengan pembelian dari (harga) terendah, dan lebih baik dari perkiraan pendapatan AS. Tapi, saya tidak melihat pasar keluar dari posisi terbawahnya setelah penurunan baru-baru ini," kata Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura, seperti dilansir dari AFP, Jumat (25/10/2013).
"Masih ada kekhawatiran tentang permintaan AS yang lemah dan kembalinya kebuntuan anggaran AS dalam beberapa bulan mendatang," tanbahnya.
Harga minyak AS menepis penurunan tiga sesi berturut-turut ditutup 25 sen lebih tinggi pada perdagangan New York, kemarin, menyusul laporan laba kuartalan perusahaan terkemuka AS, termasuk produsen mobil Ford dan produsen produk konsumen 3M .
WTI telah merosot lebih dari USD3,50 dalam sepekan terakhir, dan mencapai level penutupan terendah sejak 28 Juni pada Rabu (23/10/2013), setelah peningkatan mengejutkan persediaan AS.
Sebelumnya, Departemen Energi AS dalam survei mingguan melaporkan cadangan minyak mentah Amerika meningkat sebesar 5,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 18 Oktober.
Peningkatan juga terjadi menyusul penundaan laporan akibat penutupan sementara (shutdown) pemerintah AS, yang menunjukkan kenaikan besar lain dalam persediaan. Kenaikan stok menunjukkan melemahnya permintaan di ekonomi terbesar dunia itu hingga menempatkan tekanan pada harga minyak.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, naik 10 sen menjadi USD97,21 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Desember, naik delapan sen menjadi USD107,07 per barel.
"Kami telah melihat harga bergerak dengan pembelian dari (harga) terendah, dan lebih baik dari perkiraan pendapatan AS. Tapi, saya tidak melihat pasar keluar dari posisi terbawahnya setelah penurunan baru-baru ini," kata Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura, seperti dilansir dari AFP, Jumat (25/10/2013).
"Masih ada kekhawatiran tentang permintaan AS yang lemah dan kembalinya kebuntuan anggaran AS dalam beberapa bulan mendatang," tanbahnya.
Harga minyak AS menepis penurunan tiga sesi berturut-turut ditutup 25 sen lebih tinggi pada perdagangan New York, kemarin, menyusul laporan laba kuartalan perusahaan terkemuka AS, termasuk produsen mobil Ford dan produsen produk konsumen 3M .
WTI telah merosot lebih dari USD3,50 dalam sepekan terakhir, dan mencapai level penutupan terendah sejak 28 Juni pada Rabu (23/10/2013), setelah peningkatan mengejutkan persediaan AS.
Sebelumnya, Departemen Energi AS dalam survei mingguan melaporkan cadangan minyak mentah Amerika meningkat sebesar 5,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 18 Oktober.
Peningkatan juga terjadi menyusul penundaan laporan akibat penutupan sementara (shutdown) pemerintah AS, yang menunjukkan kenaikan besar lain dalam persediaan. Kenaikan stok menunjukkan melemahnya permintaan di ekonomi terbesar dunia itu hingga menempatkan tekanan pada harga minyak.
(dmd)