Dua komoditi Sulsel tembus pasar Singapura

Jum'at, 25 Oktober 2013 - 18:30 WIB
Dua komoditi Sulsel tembus pasar Singapura
Dua komoditi Sulsel tembus pasar Singapura
A A A
Sindonews.com - Dua komoditi khas Sulawesi Selatan (Sulsel), terong belanda (tamarillo) dan markisa dataran rendah (pink passion fruit), telah menembus pasar Singapura.

Hal ini ditandai dengan launching kedua komoditi tersebut di Giants Tampines Hypermart - Singapore yang memiliki 68 store yang tersebar di berbagai negara.

Kepala Bidang Promosi dan Investasi Badan Koordinasi dan Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulsel, Sukarniaty Kondolele mengatakan, terong belanda dan markisa dataran rendah tersebut dilaunching oleh Kementerian Pertanian RI pada acara Peluncuran Promosi Produk Pertanian Indonesia “Exotic Taste from Indonesia” di Giants Tampines Hypermart - Singapura, beberapa waktu lalu.

Selain terong belanda dan markisa dataran rendah, juga ada beberapa produk pilihan lainnya yang berasal dari provinsi Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Kalimantan Barat.

"Momentum kali ini sangat strategis untuk mempromosikan dan sekaligus memasarkan produk agriculture Indonesia termasuk Sulawesi Selatan," kata Surianty, Jumat (25/10/2013).

Hal ini strategis, menurutnya, lantaran peluncuran dilaksanakan di Giants hypermart yang memiliki koneksitas dengan 68 store giant lainnya yang tersebar di berbagai tempat di dunia.

Ia mengungkapkan, bagi provinsi Sulsel, tentu saja kesempatan tersebut menjadi peluang yang sangat berarti. Mengingat, akan bersandingnya komoditi Sulsel dengan komoditi agriculture lainnya yang berasal dari negara lain seperti USA, Afrika Selatan, New Zealand, dan beberapa negara lainnya.

Sukarniaty juga menjamin, meskipun dari aspek geografis cukup jauh dari Singapura, namun kedua komoditi tersebut masih tetap segar dan layak jual.

"Adanya konektivitas secara langsung dari dan ke Singapura yang terlayani setiap harinya oleh beberapa airlines seperti Silk Air dan Air Asia, serta produktivitas kedua produk ini cukup memadai sehingga bisa terjaga kesinambungannya," terangnya.

Berdasarkan data yang ada, Sukarniaty menjelaskan, produksi markisa dataran rendah rata-rata kurang lebih 14.000 Ton/ha yang tersebar di beberapa kabupaten di Sulsel. Seperti Jeneponto, Bulukumba, Bantaeng dan Maros.

Terpilihnya kedua jenis produk tersebut juga melalui beberapa pertimbangan spesifik yang berkaitan dengan cita rasa yang berbeda dengan jenis produk yang sama dari daerah lain. Terutama, karena telah adanya permintaan pasar (market demand) sebesar 1 ton setiap pengiriman dan diharapkan dapat terpenuhi 3 kali seminggu per ton oleh buyer (eksportir) PT Alamanda Sejati Utama.

"Hasil dari launching tersebut akan segera ditindaklanjuti dengan pembicaraan teknis antar pemerintah Sulsel dan pihak eksportir untuk mewujudkan kerjasama ekspor kedua negara," ungkapnya.

Sementara, Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar mengatakan, melihat posisi geografis dan konektivitas Indonesia - Singapura, menjadi kekuatan potensial bagi Indonesia dalam mengembangkan ekspor buah dan sayuran ke Singapura. Sebaliknya, Singapura dapat meningkatkan impornya dari Indonesia terhadap berbagai jenis buah dan sayuran.

"Hal inilah yang menjadi alasan bagi Presiden RI dan Perdana Menteri Singapura menempatkan kerjasama agribisnis pada salah satu dari enam point Working Group Ekonomi Bilateral kedua negara," ujarnya.

Acara launching tersebut dihadiri langsung oleh Deputy CEO Agrifood & Veterinary Authority of Singapore (AVA), Acting CEO Giant Hypermart, Chairman of Indonesia Vegetable and Fruit Exporter Association (AESBI), Direktur Pemasaran Internasional Kementerian Pertanian RI serta Duta Besar RI untuk Singapura.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4052 seconds (0.1#10.140)