Peluang investasi kawasan transmigrasi capai Rp9,5 T
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah mengklaim peluang investasi di kawasan transmigrasi mencapai Rp9,5 triliun. Komoditas kelapa sawit dan produk turunannya menjadi daftar investasi unggulan.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar mengatakan, hingga Maret 2013 tercatat ada 34 perusahaan yang bekerja sama dengan pola kemitraan inti plasma dengan transmigran. Kerja sama dilakukan melalui mekanisme Izin Pelaksanaan Transmigrasi (IPT) dengan rencana investasi mencapai Rp9,5 triliun.
“Dorongan investasi di kawasan transmigrasi terus dilakukan. Hal ini sejalan dengan meningkatnya minat badan usaha dan investor untuk menanamkan modalnya di kawasan transmigrasi,” katanya di Sintang, Kalimantan Barat, Minggu (27/10/2013) sore.
Muhaimin menambahkan, ada 54 perusahaan yang sedang dalam proses permohonan untuk memperoleh IPT. Mereka akan tersebar di seluruh kawasan transmigrasi di Indonesia. Fakta ini menunjukkan transmigrasi merupakan bidang pembangunan yang strategis dan dinamis dalam menciptakan peluang investasi.
Peraih bintang Mahaputera ini menerangkan, jenis usaha yang menjadi primadona untuk dikembangkan ialah komoditas unggulan setempat, seperti kelapa sawit, tebu, sisal dan rumput laut.
Dia menjelaskan, keterlibatan investor diperlukan karena adanya kebutuhan dengan kebutuhan modal yang cukup besar dan perlu pemanfaatan teknologi. Selain itu, penerapan manajemen dan pemasaran yang baik perlu untuk menggali potensi sumber daya alam di kawasan transmigrasi.
“Dengan investasi akan mempercepat pertumbuhan pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan dan menyerap peluang kerja bagi transmigran dan masyarakat sekitar,” jelasnya.
Dirjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi (P2KT) Kemenakertrans Jamaluddien Malik menambahkan, kawasan transmigrasi yang akan dikembangkan sudah diseleksi oleh Kemenakertrans. Mereka akan menyeleksi lokasi yang menghasilkan produk barang dan jasa yang efisien sesuai dengan kebutuhan pasar dan berdaya saing nasional maupun global.
Masing-masing daerah juga harus memanfaatkan potensi dan keunggulan khas, sehingga memiliki daya tarik khusus yang bernilai jual tinggi.
Maka itu, lanjut Jamaluddien, pembangunan transmigrasi juga harus mengedepankan pembangunan dan pengembangan SDM transmigran, sehingga dapat lebih berkualitas dan mampu menjadi modal dasar menghadapi persaingan yang semakin ketat.
“Kami berharap akan lebih memperkuat perekonomian kawasan transmigrasi dengan basis keunggulan lokal menuju keunggulan kompetitif,” ujarnya.
Bupati Sintang Milton Crosby menambahkan, investasi di kawasan transmigrasi di Sintang memang menggembirakan. Bahkan kerjasama penanaman kelapa sawit di enam wilayah transmigrasi sudah panen saat ini.
Dia menyatakan, pada awalnya lahan transmigrasi disiapkan untuk lahan tanaman pangan namun ternyata tidak cocok. Pemerintah pun langsung mengubah lahan pangan menjadi lahan kelapa sawit yang kemudian memberikan keuntungan lebih bagi transmigran.
Dia menuturkan, khusus untuk pembukaan lahan transmigrasi baru di Sintang sulit dilakukan, mengingat mayoritas lahan di Sintang ialah hutan besar dengan kontur tanah yang berbukit-bukit yang sulit dijadikan pemukiman. Oleh karena itu, pemerintah berencana membuka kota terpadu mandiri (KTM) di lokasi transmigrasi yang sudah ada untuk menarik penanam modal lain.
Milton mengungkapkan, infrastruktur jalan ke lokasi transmigrasi sangat memprihatinkan. Bahkan hampir seluruh jalan hanya dilapisi batu, tanah dan tidak beraspal. Dia mengaku, ada keterbatasan anggaran untuk membangun jalan beraspal. Karena itu, dia meminta dukungan Kemenakertrans untuk membangun poros jalan ke pemukiman transmigrasi.
“Kami harap kualitas jalan dapat ditingkatkan karena menopang sumber produksi dalam perkembangan ekonomi rakyat,” terangnya.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar mengatakan, hingga Maret 2013 tercatat ada 34 perusahaan yang bekerja sama dengan pola kemitraan inti plasma dengan transmigran. Kerja sama dilakukan melalui mekanisme Izin Pelaksanaan Transmigrasi (IPT) dengan rencana investasi mencapai Rp9,5 triliun.
“Dorongan investasi di kawasan transmigrasi terus dilakukan. Hal ini sejalan dengan meningkatnya minat badan usaha dan investor untuk menanamkan modalnya di kawasan transmigrasi,” katanya di Sintang, Kalimantan Barat, Minggu (27/10/2013) sore.
Muhaimin menambahkan, ada 54 perusahaan yang sedang dalam proses permohonan untuk memperoleh IPT. Mereka akan tersebar di seluruh kawasan transmigrasi di Indonesia. Fakta ini menunjukkan transmigrasi merupakan bidang pembangunan yang strategis dan dinamis dalam menciptakan peluang investasi.
Peraih bintang Mahaputera ini menerangkan, jenis usaha yang menjadi primadona untuk dikembangkan ialah komoditas unggulan setempat, seperti kelapa sawit, tebu, sisal dan rumput laut.
Dia menjelaskan, keterlibatan investor diperlukan karena adanya kebutuhan dengan kebutuhan modal yang cukup besar dan perlu pemanfaatan teknologi. Selain itu, penerapan manajemen dan pemasaran yang baik perlu untuk menggali potensi sumber daya alam di kawasan transmigrasi.
“Dengan investasi akan mempercepat pertumbuhan pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan dan menyerap peluang kerja bagi transmigran dan masyarakat sekitar,” jelasnya.
Dirjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi (P2KT) Kemenakertrans Jamaluddien Malik menambahkan, kawasan transmigrasi yang akan dikembangkan sudah diseleksi oleh Kemenakertrans. Mereka akan menyeleksi lokasi yang menghasilkan produk barang dan jasa yang efisien sesuai dengan kebutuhan pasar dan berdaya saing nasional maupun global.
Masing-masing daerah juga harus memanfaatkan potensi dan keunggulan khas, sehingga memiliki daya tarik khusus yang bernilai jual tinggi.
Maka itu, lanjut Jamaluddien, pembangunan transmigrasi juga harus mengedepankan pembangunan dan pengembangan SDM transmigran, sehingga dapat lebih berkualitas dan mampu menjadi modal dasar menghadapi persaingan yang semakin ketat.
“Kami berharap akan lebih memperkuat perekonomian kawasan transmigrasi dengan basis keunggulan lokal menuju keunggulan kompetitif,” ujarnya.
Bupati Sintang Milton Crosby menambahkan, investasi di kawasan transmigrasi di Sintang memang menggembirakan. Bahkan kerjasama penanaman kelapa sawit di enam wilayah transmigrasi sudah panen saat ini.
Dia menyatakan, pada awalnya lahan transmigrasi disiapkan untuk lahan tanaman pangan namun ternyata tidak cocok. Pemerintah pun langsung mengubah lahan pangan menjadi lahan kelapa sawit yang kemudian memberikan keuntungan lebih bagi transmigran.
Dia menuturkan, khusus untuk pembukaan lahan transmigrasi baru di Sintang sulit dilakukan, mengingat mayoritas lahan di Sintang ialah hutan besar dengan kontur tanah yang berbukit-bukit yang sulit dijadikan pemukiman. Oleh karena itu, pemerintah berencana membuka kota terpadu mandiri (KTM) di lokasi transmigrasi yang sudah ada untuk menarik penanam modal lain.
Milton mengungkapkan, infrastruktur jalan ke lokasi transmigrasi sangat memprihatinkan. Bahkan hampir seluruh jalan hanya dilapisi batu, tanah dan tidak beraspal. Dia mengaku, ada keterbatasan anggaran untuk membangun jalan beraspal. Karena itu, dia meminta dukungan Kemenakertrans untuk membangun poros jalan ke pemukiman transmigrasi.
“Kami harap kualitas jalan dapat ditingkatkan karena menopang sumber produksi dalam perkembangan ekonomi rakyat,” terangnya.
(rna)