Harga minyak di perdagangan Asia mixed
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak diperdagangan Asia hari ini mixed, akibat lonjakan cadangan minyak AS yang mengindikasikan melemahnya permintaan di ekonomi terbesar dunia tersebut. Harga minyak juga dipengaruhi kekhawatiran pasokan di Timur Tengah.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, turun 13 sen menjadi USD97,72 per barel pada perdagangan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, naik 25 sen menjadi USD107,18 per barel.
"Harga minyak AS tetap terbebani oleh lonjakan stok di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman WTI berjangka," kata Tan Chee Tat, analis investasi Phillip Futures, Singapura, seperti dilansir dari AFP, Senin (28/10/2013).
Laporan mingguan Departemen Energi AS, Rabu (23/10/2013) menunjukkan, cadangan telah melonjak 5,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 18 Oktober. Itu terjadi beberapa hari setelah laporan minggu sebelumnya, yang sempat tertunda akibat penutupan sementara (shutdown) pemerintah AS, yang menunjukkan kenaikan besar lain dalam persediaan.
"Kami cenderung melihat beberapa bantuan dalam stok dengan pemeliharaan musiman di kilang AS akan segera berakhir setelah Oktober," kata Tan.
Investor mengawasi produsen minyak mentah Libya, setelah Perusahaan Minyak Nasional (NOC) pekan lalu, mengatakan, produksi telah stabil menjadi sekitar 600.000 barel setelah otoritas setempat berjuang mengakhiri protes bersenjata yang menghambat pengiriman selama berbulan-bulan.
Ekspor minyak Libya telah merosot lebih dari 70 persen setelah pengunjuk rasa, termasuk polisi dan penjaga perbatasan memaksa terminal tutup terkait tuntutan pembayaran mereka.
"Ketidakpastian protes belum sepenuhnya selesai. Kemungkinan pengetatan di Libya, akan menjaga dukungan harga minyak mentah Brent," kata Tan.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, turun 13 sen menjadi USD97,72 per barel pada perdagangan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, naik 25 sen menjadi USD107,18 per barel.
"Harga minyak AS tetap terbebani oleh lonjakan stok di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman WTI berjangka," kata Tan Chee Tat, analis investasi Phillip Futures, Singapura, seperti dilansir dari AFP, Senin (28/10/2013).
Laporan mingguan Departemen Energi AS, Rabu (23/10/2013) menunjukkan, cadangan telah melonjak 5,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 18 Oktober. Itu terjadi beberapa hari setelah laporan minggu sebelumnya, yang sempat tertunda akibat penutupan sementara (shutdown) pemerintah AS, yang menunjukkan kenaikan besar lain dalam persediaan.
"Kami cenderung melihat beberapa bantuan dalam stok dengan pemeliharaan musiman di kilang AS akan segera berakhir setelah Oktober," kata Tan.
Investor mengawasi produsen minyak mentah Libya, setelah Perusahaan Minyak Nasional (NOC) pekan lalu, mengatakan, produksi telah stabil menjadi sekitar 600.000 barel setelah otoritas setempat berjuang mengakhiri protes bersenjata yang menghambat pengiriman selama berbulan-bulan.
Ekspor minyak Libya telah merosot lebih dari 70 persen setelah pengunjuk rasa, termasuk polisi dan penjaga perbatasan memaksa terminal tutup terkait tuntutan pembayaran mereka.
"Ketidakpastian protes belum sepenuhnya selesai. Kemungkinan pengetatan di Libya, akan menjaga dukungan harga minyak mentah Brent," kata Tan.
(dmd)