Danang sulap ASDP dari 'dhuafa' jadi untung
A
A
A
PT ASDP Indonesia Ferry yang dulunya merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sering merugi, terus melakukan banyak perubahan hingga menjadi perusahaan yang sehat.
Bahkan, atas keberhasilannya ini, ASDP mendapat penghargaan dalam keberhasilannya melangsungkan angkutan lebaran. Meski demikian, perseroan tidak letih untuk terus berbenah.
Direktur Utama ASDP, Danang S Baskoro adalah orang yang melakukan banyak transformasi di tubuh ASDP. Danang mengaku melakukan beberapa perubahan dalam perusahaan termasuk merotasi 55 pejabat di ASDP.
"Pertama kali saya menjabat dua tahun lalu, saya mapping, saya rotasi 53 orang pejabat dalam satu waktu. Praktik yang ada banyak yang tidak benar," kata Danang dalam acara BUMN Award di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (30/10/2013).
Untuk memajukannya, Danang pun menaikkan gaji karyawan sebanyak 300 persen. "Gaji ketika awal saya masuk masih kecil. Jika dibandingkan pertama kali dengan sekarang naik 300 persen. Sekarang kita bukan BUMN dhuafa (merugi) lagi," katanya.
Danang juga membuat cluster usaha atau bagian usaha. Cluster yang untung dikelompokkan untuk membantu cluster yang merugi.
"Ada cluster yang terus tumbuh walaupn ekonomi jatuh, dan ada moderat serta ada rugi terus seprti di Indonesia timur dan pulau-pulau tertentu. Ini saya cluster mempermudah alokasi investasi serta pengawasan," ucapnya.
Bahkan, atas keberhasilannya ini, ASDP mendapat penghargaan dalam keberhasilannya melangsungkan angkutan lebaran. Meski demikian, perseroan tidak letih untuk terus berbenah.
Direktur Utama ASDP, Danang S Baskoro adalah orang yang melakukan banyak transformasi di tubuh ASDP. Danang mengaku melakukan beberapa perubahan dalam perusahaan termasuk merotasi 55 pejabat di ASDP.
"Pertama kali saya menjabat dua tahun lalu, saya mapping, saya rotasi 53 orang pejabat dalam satu waktu. Praktik yang ada banyak yang tidak benar," kata Danang dalam acara BUMN Award di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (30/10/2013).
Untuk memajukannya, Danang pun menaikkan gaji karyawan sebanyak 300 persen. "Gaji ketika awal saya masuk masih kecil. Jika dibandingkan pertama kali dengan sekarang naik 300 persen. Sekarang kita bukan BUMN dhuafa (merugi) lagi," katanya.
Danang juga membuat cluster usaha atau bagian usaha. Cluster yang untung dikelompokkan untuk membantu cluster yang merugi.
"Ada cluster yang terus tumbuh walaupn ekonomi jatuh, dan ada moderat serta ada rugi terus seprti di Indonesia timur dan pulau-pulau tertentu. Ini saya cluster mempermudah alokasi investasi serta pengawasan," ucapnya.
(izz)