Pendapatan APLN turun tipis menjadi Rp3,48 T

Kamis, 31 Oktober 2013 - 13:44 WIB
Pendapatan APLN turun...
Pendapatan APLN turun tipis menjadi Rp3,48 T
A A A
Sindonews.com - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mencatat penjualan dan pendapatan usaha selama sembilan bulan pada tahun ini mengalami penurunan tipis sebesar 1 persen menjadi Rp3,48 triliun dari Rp3,51 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Meskipun penjualan dan pendapatan perseroan menurun, angka tersebut sudah mencapai sekitar 70 persen dari target perseroan sampai akhir 2013.

Investor Relation APLN Wibisono mengatakan, kontribusi utama dari perolehan pendapatan dan penjualan berasal dari penjualan sebesar Rp2,71 triliun dan pendapatan sebesar Rp762,5 miliar.

Rincian penjualan ini terdiri dari penjualan apartemen sebesar Rp1,9 triliun, rumah senilai Rp454,4 miliar, rumah toko sebesar Rp309,4 miliar, perkantoran Rp50,76 miliar, dan tanah sebesar Rp1,26 miliar. Sementara, pendapatan terdiri dari sewa sebesar Rp409,2 miliar, hotel Rp193,7 miliar, dan utilitas Rp159,6 miliar.

"Kontribusi dari pendapatan berulang terus meningkat juga menjadi 21,9 persen terhadap seluruh penjualan dan pendapatan usaha melalui peningkatan kinerja dari mal-mal kami," kata Wibisono kepada Koran SINDO, Kamis (31/10/2013).

Menurutnya, juga terdapat kontribusi penjualan perseroan dari Hotel BnB di Kelapa Gading yang baru diluncurkan. Dia mengatakan, proyek yang paling berpengaruh terhadap penjualan dan pendapatan perseroan yakni Proyek Green Bay Superblok di daerah Pluit, Jakarta Utara.

Dia menuturkan, laba kotor perseroan tumbuh sebesar 5,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp1,68 triliun pada sembilan bulan pertama 2013 dari Rp1,60 triliun. Sejalan dengan itu, marjin laba kotor terus naik menjadi 48,5 persen pada kuartal III/2013 dari 45,7 persen pada periode sama 2012.

Sementara, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menurun 12,5 persen dari Rp682,7 miliar menjadi Rp597,5 miliar. Hal ini disebabkan adanya proyek-proyek baru yang belum memberikan revenue tetapi sudah ada expense (biaya) yang dikeluarkan.

"Laba tersebut mengalami penurunan dikarenakan pembayaran bunga atas Obligasi APLN Berkelanjutan I Tahap I pada September 2013 dan beban marketing serta operasional dari anak-anak perusahaan yang belum membukukan penjualan dan pendapatan usaha," jelas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5026 seconds (0.1#10.140)