Menkeu siapkan paket kebijakan ekonomi kedua
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Keuangan (Menkeu) M Chatib Basri mengungkapkan, pemerintah sedang menyiapkan paket kebijakan ekonomi kedua menyusul neraca perdagangan yang defisit sebesar USD657,2 juta pada bulan September.
Walaupun begitu, dia juga memastikan surplus volume perdagngan sebesar 46,67 ton merupakan hasil dari kebijakan paket ekonomi tahap pertama.
"Saya kira enggak sampai di sini tapi harus ada paket kedua supaya ada realisasi," ujar Chatib di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (1/11/2013).
Tetapi Chatib menyambut baik turunnya impor migas pada bulan September sebagai bentuk keberhasilan pengurangan subsidi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pertengahan tahun ini.
"Saya kira kenaikan sedikit dalam impor karena pada bulan Agustus lalu terkait Lebaran," lanjutnya.
Dia juga memperkirakan defisit dengan range 3,3-3,5 persen pada akhir tahun apabila defisit neraca perdagangan terus berada di bawah USD1 miliar sampai akhir tahun. "Jadi ini menunjukkan bahwa trade balance sudah bisa membaik," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya defisit neraca perdagangan Indonesia selama September 2013 sebesar USD657,2 juta.
Kepala BPS Suryamin menerangkan, angka defisit tersebut diperoleh dari selisih nilai ekspor sebesar USD14,81 miliar dan impor mencapai USD15,47 miliar. Adapun tingginya defisit neraca perdagangan tersebut disebabkan menurunnya nilai ekspor sepanjang periode September 2013.
"Total nilai ekspor Indonesia periode September 2013 turun 6,85 persen menjadi USD14,81 miliar dibanding ekspor periode September 2012 (year on year/yoy) sebesar USD15,9 miliar," papar dia di Kantor BPS, Jakarta, Jumat (1/11/2013).
Adapun, total ekspor periode September 2013 tersebut, terdiri atas ekspor nonmigas sebesar USD12,29 miliar dan ekspor migas senilai USD2,52 miliar.
Walaupun begitu, dia juga memastikan surplus volume perdagngan sebesar 46,67 ton merupakan hasil dari kebijakan paket ekonomi tahap pertama.
"Saya kira enggak sampai di sini tapi harus ada paket kedua supaya ada realisasi," ujar Chatib di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (1/11/2013).
Tetapi Chatib menyambut baik turunnya impor migas pada bulan September sebagai bentuk keberhasilan pengurangan subsidi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pertengahan tahun ini.
"Saya kira kenaikan sedikit dalam impor karena pada bulan Agustus lalu terkait Lebaran," lanjutnya.
Dia juga memperkirakan defisit dengan range 3,3-3,5 persen pada akhir tahun apabila defisit neraca perdagangan terus berada di bawah USD1 miliar sampai akhir tahun. "Jadi ini menunjukkan bahwa trade balance sudah bisa membaik," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya defisit neraca perdagangan Indonesia selama September 2013 sebesar USD657,2 juta.
Kepala BPS Suryamin menerangkan, angka defisit tersebut diperoleh dari selisih nilai ekspor sebesar USD14,81 miliar dan impor mencapai USD15,47 miliar. Adapun tingginya defisit neraca perdagangan tersebut disebabkan menurunnya nilai ekspor sepanjang periode September 2013.
"Total nilai ekspor Indonesia periode September 2013 turun 6,85 persen menjadi USD14,81 miliar dibanding ekspor periode September 2012 (year on year/yoy) sebesar USD15,9 miliar," papar dia di Kantor BPS, Jakarta, Jumat (1/11/2013).
Adapun, total ekspor periode September 2013 tersebut, terdiri atas ekspor nonmigas sebesar USD12,29 miliar dan ekspor migas senilai USD2,52 miliar.
(gpr)