BBM dan depresiasi rupiah perlambat ekonomi Jabar
A
A
A
Sindonews.com - Manajer Divisi Kajian Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) wilayah VI Jabar dan Banten, Wahyu Ariwibowo mengatakan, perlambatan ekonomi Jabar pada tahun ini disebabkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada Juni 2013.
Kondisi tersebut, semakin diperburuk depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Kondisi tersebut, lanjut Wahyu, berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.
"Sampai akhir tahun, pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa bertahan pada posisi 5,6-6 persen. Sehingga target pertumbuhan ekonomi year on year antara 5,7-6,2 persen tercapai," kata dia.
Perlambatan ekonomi pada periode III, lanjut Wahyu, diharapkan bisa ditopang pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV/2013. Dengan catatan, belanja modal pemerintah pada periode ini naik dari periode sebelumnya.
Pada triwulan III/2013, konsumsi pemerintah tidak mengalami peningkatan signifikan dari Rp5,05 triliun pada triwulan II menjadi Rp5,79 triliun pada triwulan III.
Kondisi tersebut, semakin diperburuk depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Kondisi tersebut, lanjut Wahyu, berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.
"Sampai akhir tahun, pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa bertahan pada posisi 5,6-6 persen. Sehingga target pertumbuhan ekonomi year on year antara 5,7-6,2 persen tercapai," kata dia.
Perlambatan ekonomi pada periode III, lanjut Wahyu, diharapkan bisa ditopang pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV/2013. Dengan catatan, belanja modal pemerintah pada periode ini naik dari periode sebelumnya.
Pada triwulan III/2013, konsumsi pemerintah tidak mengalami peningkatan signifikan dari Rp5,05 triliun pada triwulan II menjadi Rp5,79 triliun pada triwulan III.
(izz)