Harga minyak di perdagangan global naik

Rabu, 06 November 2013 - 21:31 WIB
Harga minyak di perdagangan...
Harga minyak di perdagangan global naik
A A A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan dunia hari ini naik, dalam transaksi hati-hati menjelang laporan persediaan Amerika Serikat (AS), konsumen minyak terbesar di dunia.

Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, bertambah 52 sen menjadi USD93,89 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, naik 50 sen menjadi USD105,83 per barel.

Kontrak WTI telah merosot ke posisi terendah dalam lima bulan karena para pedagang mengantisipasi laporan utama yang akan menunjukkan persediaan AS terus menumpuk. Dimana Administrasi Informasi Energi (EIA) akan menerbitkan laporan persediaan minyak mingguan hari ini.

Sebagian besar analis memprediksi laporan akan mengungkapkan kenaikan stok mingguan ketujuh.

"Investor mengamati dengan seksama data stok (Energy Information Administration/EIA) yang akan dikeluarkan Rabu (waktu setempat), yang mungkin menunjukkan pasokan di pasar internal AS naik lebih lanjut," kata David Lennox, analis sumber daya Fat Prophets, Sydney, seperti dilansir dari AFP, Rabu (6/11/2013).

Berdasarkan analis yang disurvei Dow Jones Newswires, EIA diperkirakan akan melaporkan persediaan AS sebesar 1,9 juta barel dalam pekan yang berakhir 1 November.

Persediaan di Amerika Serikat telah naik selama enam pekan terakhir, menjadi sekitar 28 juta barel, meningkatkan kekhawatiran kelebihan pasokan di ekonomi dan konsumen minyak mentah terbesar dunia itu.

Lennox menambahkan pasar juga melihat ke depan rilis produk domestik bruto (PDB) kuartal ketiga AS, Kamis (7/10/2013) waktu setempat.

Hasilnya akan memberikan investor ide yang lebih baik tentang rencana Fed untuk program stimulus, dimana pertumbuhan kuat diperkirakan akan membuat bank menurunkan kebijakan moneternya.

AS optimis data sektor jasa, Rabu akan mulai memotong kembali pembelian obligasi USD85 miliar per bulan, Desember atau awal tahun depan.

Bank sentral sebelumnya mengatakan, setiap mundurnya skema - yang dikreditkan membantu menopang pasar ekuitas global - bergantung pada pemulihan ekonomi AS.

Setiap pengurangan kemungkinan akan mengirim greenback lebih tinggi, pada gilirannya menjadikan minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk orang yang menggunakan mata uang lain.

Di sisi lain, American Petroleum Institute (API) menunjukkan bahwa stok bensin turun 4,3 juta barel, jauh di bawah perkiraan analis selisih 338.000 barel. Stok bahan bakar distilasi, yang mencakup diesel dan minyak pemanas, turun 2,73 juta barel dibandingkan ekspektasi 1,3 juta barel. Namun analis melihat gambaran minyak untuk keseluruhan masih negatif.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.4635 seconds (0.1#10.140)