Harga minyak di perdagangan Asia melemah
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini melemah, karena para dealer menunggu perkembangan baru kekuatan dunia untuk mencapai kesepakatan bersejarah dalam mengekang program nuklir Iran.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, turun 28 sen menjadi USD94,86 per barel pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, turun 23 sen menjadi USD106,17 per barel.
"Kami telah melihat beberapa bentuk pelonggaran harga minyak hari ini, setelah kenaikan kemarin yang diikuti kurangnya terobosan dalam pembicaraan nuklir Iran," kata Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura, seperti dilansir dari AFP, Selasa (12/11/2013).
Harga minyak sempat naik di perdagangan New York setelah pembicaraan maraton di Jenewa antara Iran dan negara-negara besar gagal menghasilkan kesepakatan, yang bisa meringankan sanksi ekspor terhadap Teheran dan membawa produsen minyak utama itu kembali ke pasar global.
Negosiator bersikeras mereka telah dekat mengamankan kesepakatan jangka pendek yang akan membekukan kegiatan nuklir Iran.
Ekonomi Iran lumpuh akibat sanksi yang bertujuan mengakhiri program nuklirnya, diklaim Barat digunakan untuk mengembangkan senjata atom. Namun, Iran membantah pernyataan itu.
Kelompok kekuatan utama yang disebut P5+1, yakni Inggris, Perancis, Amerika Serikat, Rusia, China plus Jerman itu akan digelar kembali di Jenewa pada 20 November, untuk mencoba menghilangkan kesepakatan jangka pendek.
"Harga minyak juga di bawah tekanan pada ekspektasi lonjakan stok minyak mentah AS," ujar Chua.
Data resmi yang dirilis pekan lalu menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik untuk pekan ketujuh berturut-turut, menunjukkan permintaan lemah di ekonomi terbesar dunia itu. Departemen Energi AS akan mengumumkan laporan cadangan minyak untuk pekan sampai 8 November, pada Rabu (13/11/2013) waktu setempat.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, turun 28 sen menjadi USD94,86 per barel pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, turun 23 sen menjadi USD106,17 per barel.
"Kami telah melihat beberapa bentuk pelonggaran harga minyak hari ini, setelah kenaikan kemarin yang diikuti kurangnya terobosan dalam pembicaraan nuklir Iran," kata Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura, seperti dilansir dari AFP, Selasa (12/11/2013).
Harga minyak sempat naik di perdagangan New York setelah pembicaraan maraton di Jenewa antara Iran dan negara-negara besar gagal menghasilkan kesepakatan, yang bisa meringankan sanksi ekspor terhadap Teheran dan membawa produsen minyak utama itu kembali ke pasar global.
Negosiator bersikeras mereka telah dekat mengamankan kesepakatan jangka pendek yang akan membekukan kegiatan nuklir Iran.
Ekonomi Iran lumpuh akibat sanksi yang bertujuan mengakhiri program nuklirnya, diklaim Barat digunakan untuk mengembangkan senjata atom. Namun, Iran membantah pernyataan itu.
Kelompok kekuatan utama yang disebut P5+1, yakni Inggris, Perancis, Amerika Serikat, Rusia, China plus Jerman itu akan digelar kembali di Jenewa pada 20 November, untuk mencoba menghilangkan kesepakatan jangka pendek.
"Harga minyak juga di bawah tekanan pada ekspektasi lonjakan stok minyak mentah AS," ujar Chua.
Data resmi yang dirilis pekan lalu menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik untuk pekan ketujuh berturut-turut, menunjukkan permintaan lemah di ekonomi terbesar dunia itu. Departemen Energi AS akan mengumumkan laporan cadangan minyak untuk pekan sampai 8 November, pada Rabu (13/11/2013) waktu setempat.
(dmd)