Petinggi Kamboja belajar kelola SDA di Bantaeng
A
A
A
Sindonews.com - Empat orang Wakil Gubernur (Wagub) dan dua orang Bupati serta sejumlah LSM asal Kamboja belajar tata kelola sumber daya alam (SDA) serta pemberdayaan masyarakat sekaligus tentang bagaimana menghadapi tantangan di Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Keempat Wagub tersebut masing-masing Wagub Provinsi Kratie HE Khan Chamnan, Wagub Provinsi Preah HE Suy Sarith, Wagub Provinsi Stung Treng HE You Pasith dan Wagub Provinsi Kampong Thom HE Huon Vannith.
Sedang dua orang Bupati yang turut dalam rombongan berjumlah 15 orang yang difasilitasi Oxfam Kamboja dan Oxfam Indonesia tersebut berasal dari Provinsi Kampong Thom.
Selama dua hari di Bantaeng, para petinggi dari negara Kamboja tersebut melihat pengelolaan hutan desa di Desa Labbo serta layanan kesehatan berbasis dokter Brigade Siaga Bencana (BSB).
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah ketika menyambut tamu negara tetangga tersebut di rumah jabatannya, Rabu (13/11/2013). "Saya berharap, semua tamu bisa memperoleh informasi yang dibutuhkan di Bantaeng," jelas Nurdin, Rabu (13/11/2013).
Pertemuan yang dihadiri Ketua DPRD Hj Novrita Langgara, Muspida dan Pimpinan SKPD. Kabupaten berjuluk Butta Toa memiliki potensi tiga klaster yakni, pesisir, daratan dan pegunungan.
Menurut Bupati HM Nurdin Abdullah, lima tahun terakhir, Bantaeng tumbuh dari sektor pertanian dan ke depan diharapkan tumbuh dari sektor industri dan menjadi daerah pertumbuhan baru di selatan Sulsel.
"Bila industri yang masuk juga beroperasi, maka pengangguran diharapkan habis dan berbalik menjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat," urainya.
Di bidang kesehatan, kehadiran lembaga krisis center (BSB) yang merupakan kali pertama di Indonesia pelayanan berbasis dokter, juga berhasil menekan angka kematian ibu dan bayi hingga nol persen.
Wakil Gubernur Provinsi Preah, HE Suy Sarith yang menjadi juru bicara mengaku sangat terkesan dengan program yang dilakukan Bupati Bantaeng.
"Kami sangat kagum dan senang melihat bagaimana Bantaeng bisa membalik fakta dari daerah tertinggal menjadi daerah pertumbuhan ekonomi baru. Dan, perubahan besar dilakukan sejak 2008 menjadikan daerah kering menjadi daerah berpemandangan indah," terang Suy Sarith.
Keempat Wagub tersebut masing-masing Wagub Provinsi Kratie HE Khan Chamnan, Wagub Provinsi Preah HE Suy Sarith, Wagub Provinsi Stung Treng HE You Pasith dan Wagub Provinsi Kampong Thom HE Huon Vannith.
Sedang dua orang Bupati yang turut dalam rombongan berjumlah 15 orang yang difasilitasi Oxfam Kamboja dan Oxfam Indonesia tersebut berasal dari Provinsi Kampong Thom.
Selama dua hari di Bantaeng, para petinggi dari negara Kamboja tersebut melihat pengelolaan hutan desa di Desa Labbo serta layanan kesehatan berbasis dokter Brigade Siaga Bencana (BSB).
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah ketika menyambut tamu negara tetangga tersebut di rumah jabatannya, Rabu (13/11/2013). "Saya berharap, semua tamu bisa memperoleh informasi yang dibutuhkan di Bantaeng," jelas Nurdin, Rabu (13/11/2013).
Pertemuan yang dihadiri Ketua DPRD Hj Novrita Langgara, Muspida dan Pimpinan SKPD. Kabupaten berjuluk Butta Toa memiliki potensi tiga klaster yakni, pesisir, daratan dan pegunungan.
Menurut Bupati HM Nurdin Abdullah, lima tahun terakhir, Bantaeng tumbuh dari sektor pertanian dan ke depan diharapkan tumbuh dari sektor industri dan menjadi daerah pertumbuhan baru di selatan Sulsel.
"Bila industri yang masuk juga beroperasi, maka pengangguran diharapkan habis dan berbalik menjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat," urainya.
Di bidang kesehatan, kehadiran lembaga krisis center (BSB) yang merupakan kali pertama di Indonesia pelayanan berbasis dokter, juga berhasil menekan angka kematian ibu dan bayi hingga nol persen.
Wakil Gubernur Provinsi Preah, HE Suy Sarith yang menjadi juru bicara mengaku sangat terkesan dengan program yang dilakukan Bupati Bantaeng.
"Kami sangat kagum dan senang melihat bagaimana Bantaeng bisa membalik fakta dari daerah tertinggal menjadi daerah pertumbuhan ekonomi baru. Dan, perubahan besar dilakukan sejak 2008 menjadikan daerah kering menjadi daerah berpemandangan indah," terang Suy Sarith.
(gpr)