Harga minyak di perdagangan dunia merosot
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan global merosot menjelang pembicaraan penting antara kekuatan utama dunia dan produsen minyak mentah Iran atas program nuklirnya.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, turun 20 sen menjadi USD92,83 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Januari merosot 14 sen menjadi USD108,33 per barel dalam transaksi di London.
Dealer sedang menunggu pertemuan program nuklir Iran di Jenewa, Swiss, Rabu (20/11/2013), setelah upaya mencapai kesepakatan awal bulan lalu gagal.
Amerika Serikat, China, Rusia, Inggris, Perancis dan Jerman, yang dikenal secara kolektif dengan sebutan kelompok P5+1 akan bertemu dengan para pejabat Iran untuk menemukan jalan dari kebuntuan.
"Pertemuan ini kemungkinan akan menghasilkan kesepakatan antara kedua belah pihak dan perjanjian sementara interim pertama akan terbatas dalam hal sanksi. Mereka masih harus menyiapkan beberapa kejelasan tentang jadwal untuk langkah berikutnya dan kerangka waktu yang perlu dipertimbangkan untuk beberapa bantuan resmi terkait sanksi ekspor minyak," kata analis konsultan Petromatrix, Olivier Jakob, seperti dilansir dari AFP, Selasa (19/11/2013).
Negara-negara Barat menuduh Iran menggunakan program nuklirnya untuk mengembangkan senjata. Iran membantah tuduhan itu, dengan bersikeras untuk tujuan damai. Namun, ekonomi mereka menderita akibat sanksi yang mendorong penyelesaian di meja perundingan.
Pasar minyak juga jatuh di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan segera mengurangi stimulus ekonomi konsumen minyak mentah dunia itu.
Di sisi lain, pasar juga akan memperhatikan pidato Ketua Fed Ben Bernanke, yang akan mengakhiri jabatannya untuk melihat apakah dirinya akan memberikan petunjuk tentang kapan bank akan mulai memangkas stimulus.
"Sentimen berkurang akibat spekulasi bahwa Fed bisa mulai melakukan tapering pembelian obligasi lebih cepat dari yang diantisipasi," kata analis broker Sucden, Kash Kamal.
Seperti diketahui, program pembelian obligasi The Fed sebesar USD85 miliar, yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif (QE) ditujukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, turun 20 sen menjadi USD92,83 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Januari merosot 14 sen menjadi USD108,33 per barel dalam transaksi di London.
Dealer sedang menunggu pertemuan program nuklir Iran di Jenewa, Swiss, Rabu (20/11/2013), setelah upaya mencapai kesepakatan awal bulan lalu gagal.
Amerika Serikat, China, Rusia, Inggris, Perancis dan Jerman, yang dikenal secara kolektif dengan sebutan kelompok P5+1 akan bertemu dengan para pejabat Iran untuk menemukan jalan dari kebuntuan.
"Pertemuan ini kemungkinan akan menghasilkan kesepakatan antara kedua belah pihak dan perjanjian sementara interim pertama akan terbatas dalam hal sanksi. Mereka masih harus menyiapkan beberapa kejelasan tentang jadwal untuk langkah berikutnya dan kerangka waktu yang perlu dipertimbangkan untuk beberapa bantuan resmi terkait sanksi ekspor minyak," kata analis konsultan Petromatrix, Olivier Jakob, seperti dilansir dari AFP, Selasa (19/11/2013).
Negara-negara Barat menuduh Iran menggunakan program nuklirnya untuk mengembangkan senjata. Iran membantah tuduhan itu, dengan bersikeras untuk tujuan damai. Namun, ekonomi mereka menderita akibat sanksi yang mendorong penyelesaian di meja perundingan.
Pasar minyak juga jatuh di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan segera mengurangi stimulus ekonomi konsumen minyak mentah dunia itu.
Di sisi lain, pasar juga akan memperhatikan pidato Ketua Fed Ben Bernanke, yang akan mengakhiri jabatannya untuk melihat apakah dirinya akan memberikan petunjuk tentang kapan bank akan mulai memangkas stimulus.
"Sentimen berkurang akibat spekulasi bahwa Fed bisa mulai melakukan tapering pembelian obligasi lebih cepat dari yang diantisipasi," kata analis broker Sucden, Kash Kamal.
Seperti diketahui, program pembelian obligasi The Fed sebesar USD85 miliar, yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif (QE) ditujukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.
(dmd)