Monozukuri yang memengaruhi dunia
A
A
A
INDUSTRI automotif Jepang saat ini telah menjadi patokan bagi industri automotif dunia. Kualitas produk dan suplai distribusi yag mereka lakukan memiliki standar yang tinggi. Ini yang membuat pabrikan automotif Jepang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Para pimpinan automotif di Jepang sepakat falsafah Monozukuri yang mereka pegang merupakan kunci baghaimana industri mereka tidak sekadar memengaruhi dunia tapi juga mengembangkannya.
Presiden Toyota Motor Corp Akio Toyoda mengatakan, falsafah Monozukuri terdapat dalam sejarah panjang perkembangan Jepang. Monozukuri sendiri secara harfiah memiliki arti membuat barang. Secara filosofis maknanya justru lebih dalam daripada sekadar membuat barang.
Dalam membuat barang, mereka merasa perlu memahami segala makna dari setiap pembuatan barang atau unit yang akan dipasarkan. Ada satu proses yang dilakukan untuk membuat produk berkualitas dan memberi manfaat.
Monozukuri juga bermakna bahwa selain membuat barang, manusia yang terlibat di dalamnya juga harus berkembang. Inilah mengapa setiap pabrikan Jepang merasa perlu terlibat aktif melatih dan mengembangkan setiap orang yang berada dalam lingkungan mereka. Tidak hanya di Jepang tapi di seluruh dunia.
"Filosofi ini tidak hanya berhenti di satu masa saja tapi juga diturunkan dari generasi ke generasi," ujar Toyoda.
Salah satu ketua Nissan Motor Toshiyuki Shiga mengatakan, Monozukuri sangat bermanfaat ketika industri automotif Jepang berusaha bangkit setelah terpuruk akibat bencana tsunami dan gempa bumi.
"Waktu itu seluruh pekerja Nissan dan produsen automotif lainnya gotong-royong untuk membangun kembali industri automotif Jepang," ujar dia.
Ketua dari Honda Motor Corp Fumihiko Ike mengatakan, hal yang sama juga terjadi di belahan negara lainnya. Misalkan, bencana banjir yang terjadi di Thailand tahun 2011.
Pada saat itu, seluruh karyawan Honda di Thailand dan negara lainnya bahu membahu memperbaiki infrastruktur dan jaringan distribusi automotif Thailand.
"Tidak hanya untuk Honda saja tapi secara keseluruhan," ujar dia.
Keinginan untuk mengembangkan lingkungan mereka, diakui Presiden Mitsubishi Motor Corp Osamu Masuko. Dia mengatakan, pabrikan Mitsubishi di Thailand memiliki filosofi yang sama seperti Jepang. Jadi tidak heran jika saat ini pabrik Mitsubishi di Thailad mampu mengeskpor kendaraan ke-140 negara, termasuk Indonesia.
"Kami melakukan pelatihan yang intensif agar kemampuan mereka sama dan mampu mencapai apa yang telah dicapai di Jepang," kata dia.
Filosofi Monozukuri tidak hanya memiliki dampak besar di dunia automotif. Cara pandang dan pola pikir seperti ini juga relevan di bidang lainnya. Di Indonesia, Rachmat Gobel mengaku memegang teguh filosofi Monozukuri.
Dengan Monozukuri, manusia semakin produktif karena terus berinovasi. Dan inovasi itu kunci penting kesuksesan berbisnis.
Para pimpinan automotif di Jepang sepakat falsafah Monozukuri yang mereka pegang merupakan kunci baghaimana industri mereka tidak sekadar memengaruhi dunia tapi juga mengembangkannya.
Presiden Toyota Motor Corp Akio Toyoda mengatakan, falsafah Monozukuri terdapat dalam sejarah panjang perkembangan Jepang. Monozukuri sendiri secara harfiah memiliki arti membuat barang. Secara filosofis maknanya justru lebih dalam daripada sekadar membuat barang.
Dalam membuat barang, mereka merasa perlu memahami segala makna dari setiap pembuatan barang atau unit yang akan dipasarkan. Ada satu proses yang dilakukan untuk membuat produk berkualitas dan memberi manfaat.
Monozukuri juga bermakna bahwa selain membuat barang, manusia yang terlibat di dalamnya juga harus berkembang. Inilah mengapa setiap pabrikan Jepang merasa perlu terlibat aktif melatih dan mengembangkan setiap orang yang berada dalam lingkungan mereka. Tidak hanya di Jepang tapi di seluruh dunia.
"Filosofi ini tidak hanya berhenti di satu masa saja tapi juga diturunkan dari generasi ke generasi," ujar Toyoda.
Salah satu ketua Nissan Motor Toshiyuki Shiga mengatakan, Monozukuri sangat bermanfaat ketika industri automotif Jepang berusaha bangkit setelah terpuruk akibat bencana tsunami dan gempa bumi.
"Waktu itu seluruh pekerja Nissan dan produsen automotif lainnya gotong-royong untuk membangun kembali industri automotif Jepang," ujar dia.
Ketua dari Honda Motor Corp Fumihiko Ike mengatakan, hal yang sama juga terjadi di belahan negara lainnya. Misalkan, bencana banjir yang terjadi di Thailand tahun 2011.
Pada saat itu, seluruh karyawan Honda di Thailand dan negara lainnya bahu membahu memperbaiki infrastruktur dan jaringan distribusi automotif Thailand.
"Tidak hanya untuk Honda saja tapi secara keseluruhan," ujar dia.
Keinginan untuk mengembangkan lingkungan mereka, diakui Presiden Mitsubishi Motor Corp Osamu Masuko. Dia mengatakan, pabrikan Mitsubishi di Thailand memiliki filosofi yang sama seperti Jepang. Jadi tidak heran jika saat ini pabrik Mitsubishi di Thailad mampu mengeskpor kendaraan ke-140 negara, termasuk Indonesia.
"Kami melakukan pelatihan yang intensif agar kemampuan mereka sama dan mampu mencapai apa yang telah dicapai di Jepang," kata dia.
Filosofi Monozukuri tidak hanya memiliki dampak besar di dunia automotif. Cara pandang dan pola pikir seperti ini juga relevan di bidang lainnya. Di Indonesia, Rachmat Gobel mengaku memegang teguh filosofi Monozukuri.
Dengan Monozukuri, manusia semakin produktif karena terus berinovasi. Dan inovasi itu kunci penting kesuksesan berbisnis.
(rna)