Toyota: Produksi massal mobil fuel cell mulai 2015
A
A
A
Sindonews.com - Toyota menargetkan produksi massal mobil fuel cell berbahan dasar hidrogen yang akan segera dimulai pada 2015.
Satoshi Ogiso, Toyota Motor Corporation Managing Officer yang bertanggung jawab akan pengembangan mobil berbahan bakar alternatif mengatakan, mobil fuel cell yang mereka luncurkan di Tokyo Motor Show 2013, yakni Toyota FCV tidak hanya sekadar jadi barang pajangan.
Mobil itu bahkan tidak akan sekadar disewakan bagi aparat pemerintahan dan selebriti Jepang, tapi juga akan dijual lewat dealer-dealer Toyota di seluruh Jepang. "Proses pengembangannya sudah berjalan dengan baik," ujarnya di Tokyo Motor Show 2013, Kamis (21/11/2013).
Dia mengatakan, pada 2015 mobil tersebut sudah akan dijual di Jepang dan dalam rentang waktu satu tahun kemudian mobil tersebut langsung dipasarkan di Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Toyota FCV memang sepertinya sudah disiapkan untuk mengaspal di jalan. Eksterior mobil ini kurang lebih sedikit mirip dengan mobil Toyota Prius. Sedangkan interiornya baru memiliki sisi futuristik yang tinggi.
Hanya saja, Toyota tidak membanderol murah mobil ini. Jika jadi diproduksi pada 2014, menurut Ogiso mobil tersebut dibanderol sekitar 5 juta yen hingga 10 juta yen atau sekitar Rp575 juta hingg Rp1 miliar lebih. Namun menurut Ogiso, Toyota berharap harga mobil tersebut tidak akan jauh dari harga paling bawah diantara rentang tersebut.
Menariknya, Toyota tidak akan sendirian memasarkan mobil fuel cell. Hyundai disebut-sebut akan segera meluncurkan Hyundai Tucson dengan bahan bakar fuell cell tahun depan. Dan jika itu menjadi kenyataan maka Hyundai adalah pabrikan otomotif pertama yang berhasil menjual mobil berbahan bakar fuel cell di pasar otomotif dunia.
Selain Hyundai, Honda juga semakin serius membuat mobil fuel cell. Sejak 2005 Honda bahkan telah menyewakan salah satu mobil fuel cell mereka yakni Honda FCX Clarity ke konsumen yang berminat.
Di Los Angeles Auto Show yang dibuka berbarengan dengan Tokyo Motor Show 2013 yakni Honda FCEV. Honda mengatakan pengembangan yang ada di mobil ini akan lebih baik dibandingkan mobil fuel cell yang sudah ada sebelumnya.
Pabrikan mobil di Amerika Serikat seperti General Motors Co dan Daimler juga sudah mulai melakukan pengembangan fuel cell. Sayangnya, prospek mereka merealiasikan program tersebut tidak terlihat nyata hingga kini.
Pemerintah Jepang, Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa memang semakin serius dalam menanamkan investasi pada program mobil berbahan baka hidrogen. Modal telah ditanamkan untuk membangun infrastruktur seperti stasiun pengisian bahan bakar.
Bahkan modal yang ditanamkan memang tidak sedikit jumlahnya. Hal inilah yang menjadi keprihatinan CEO Nissan-Renault Carlos Ghosn yang skeptic akan pengembangan mobil berbahan bakar fuel cell.
Menurut dia, membangun stasiun pengisian bahan bakar hidrogen jauh lebih mahal ketimbang membangun stasiun pengisian ulang tenaga listrik. Stasiun pengisian ulang tenaga listrik jauh lebih mudah, aman dan dapat dibangun dimana saja.
"Membangun prototype mobil konsep itu gampang, yang susah justru membuatnya jadi produk massal," tegasnya sambil mengatakan, bahwa mobil berbahan bakar fuel cell tidak akan populer sebelum 2020.
Satoshi Ogiso, Toyota Motor Corporation Managing Officer yang bertanggung jawab akan pengembangan mobil berbahan bakar alternatif mengatakan, mobil fuel cell yang mereka luncurkan di Tokyo Motor Show 2013, yakni Toyota FCV tidak hanya sekadar jadi barang pajangan.
Mobil itu bahkan tidak akan sekadar disewakan bagi aparat pemerintahan dan selebriti Jepang, tapi juga akan dijual lewat dealer-dealer Toyota di seluruh Jepang. "Proses pengembangannya sudah berjalan dengan baik," ujarnya di Tokyo Motor Show 2013, Kamis (21/11/2013).
Dia mengatakan, pada 2015 mobil tersebut sudah akan dijual di Jepang dan dalam rentang waktu satu tahun kemudian mobil tersebut langsung dipasarkan di Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Toyota FCV memang sepertinya sudah disiapkan untuk mengaspal di jalan. Eksterior mobil ini kurang lebih sedikit mirip dengan mobil Toyota Prius. Sedangkan interiornya baru memiliki sisi futuristik yang tinggi.
Hanya saja, Toyota tidak membanderol murah mobil ini. Jika jadi diproduksi pada 2014, menurut Ogiso mobil tersebut dibanderol sekitar 5 juta yen hingga 10 juta yen atau sekitar Rp575 juta hingg Rp1 miliar lebih. Namun menurut Ogiso, Toyota berharap harga mobil tersebut tidak akan jauh dari harga paling bawah diantara rentang tersebut.
Menariknya, Toyota tidak akan sendirian memasarkan mobil fuel cell. Hyundai disebut-sebut akan segera meluncurkan Hyundai Tucson dengan bahan bakar fuell cell tahun depan. Dan jika itu menjadi kenyataan maka Hyundai adalah pabrikan otomotif pertama yang berhasil menjual mobil berbahan bakar fuel cell di pasar otomotif dunia.
Selain Hyundai, Honda juga semakin serius membuat mobil fuel cell. Sejak 2005 Honda bahkan telah menyewakan salah satu mobil fuel cell mereka yakni Honda FCX Clarity ke konsumen yang berminat.
Di Los Angeles Auto Show yang dibuka berbarengan dengan Tokyo Motor Show 2013 yakni Honda FCEV. Honda mengatakan pengembangan yang ada di mobil ini akan lebih baik dibandingkan mobil fuel cell yang sudah ada sebelumnya.
Pabrikan mobil di Amerika Serikat seperti General Motors Co dan Daimler juga sudah mulai melakukan pengembangan fuel cell. Sayangnya, prospek mereka merealiasikan program tersebut tidak terlihat nyata hingga kini.
Pemerintah Jepang, Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa memang semakin serius dalam menanamkan investasi pada program mobil berbahan baka hidrogen. Modal telah ditanamkan untuk membangun infrastruktur seperti stasiun pengisian bahan bakar.
Bahkan modal yang ditanamkan memang tidak sedikit jumlahnya. Hal inilah yang menjadi keprihatinan CEO Nissan-Renault Carlos Ghosn yang skeptic akan pengembangan mobil berbahan bakar fuel cell.
Menurut dia, membangun stasiun pengisian bahan bakar hidrogen jauh lebih mahal ketimbang membangun stasiun pengisian ulang tenaga listrik. Stasiun pengisian ulang tenaga listrik jauh lebih mudah, aman dan dapat dibangun dimana saja.
"Membangun prototype mobil konsep itu gampang, yang susah justru membuatnya jadi produk massal," tegasnya sambil mengatakan, bahwa mobil berbahan bakar fuel cell tidak akan populer sebelum 2020.
(izz)