Shale gas di Indonesia kurang teknologi
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo mengakui bahwa perkembangan shale gas di Indonesia masih sangat membutuhkan teknologi. Oleh karena itu, Indonesia tidak dapat seperti Amerika Serikat (AS) yang mendukung shale gas untuk langsung dimanfaatkan.
"Shale gas itu yang disebut bukan new energi, shale gas Coal Bed Methane (CBM) kita early, masih awal agak panjang, baru Pertamina kita tugasi perlu teknologinya," ucapnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (25/11/2013).
Dia menjelaskan, shale gas di Indonesia terletak di tanah Sumatera Selatan. Akan tetapi, sampai saat ini masih membutuhkan tahap eksplorasi yang panjang. Pasalnya, shale gas merupakan masa depan sumber energi untuk Indonesia.
"Di Indonesia beda, shale gas ada di Sumsel, daerah Remot, fasilitas belum ada sekarang masih tahap eksplorasi panjang," tambahnya.
Menurut Susilo, mengenai pengembangan shale gas, tidak ada bedanya jika negara manapun yang mengelola. "Mau dikasih siapa saja, AS, Jepang, Korea siapa saja enggak ada bedanya, medannya beda, misal kita mau ngebor rig dari mana, ngebor biasa belum ada," pangkasnya.
"Shale gas itu yang disebut bukan new energi, shale gas Coal Bed Methane (CBM) kita early, masih awal agak panjang, baru Pertamina kita tugasi perlu teknologinya," ucapnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (25/11/2013).
Dia menjelaskan, shale gas di Indonesia terletak di tanah Sumatera Selatan. Akan tetapi, sampai saat ini masih membutuhkan tahap eksplorasi yang panjang. Pasalnya, shale gas merupakan masa depan sumber energi untuk Indonesia.
"Di Indonesia beda, shale gas ada di Sumsel, daerah Remot, fasilitas belum ada sekarang masih tahap eksplorasi panjang," tambahnya.
Menurut Susilo, mengenai pengembangan shale gas, tidak ada bedanya jika negara manapun yang mengelola. "Mau dikasih siapa saja, AS, Jepang, Korea siapa saja enggak ada bedanya, medannya beda, misal kita mau ngebor rig dari mana, ngebor biasa belum ada," pangkasnya.
(gpr)