MP3EI terhambat masalah banjir
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengungkapkan integrasi ekonomi secara global dalam kerangka sosio ekonomi semakin dibutuhkan dalam memengaruhi corak kehidupan bangsa.
Saat ini, kata dia, terjadi peta demografi luar biasa. Di mana pertambahan penduduk terus terjadi di negara-negara berkembang dan menimbulkan banyak masalah sosial dan lingkungan. Salah satunya masalah banjir.
"Negara maju akan menghadapi masalah aging. Dan beban justru akan terjadi di negara-negara yang saya sebutkan. Kalau kita tak hati-hati, bisa ada pertambahan penduduk disertai peningkatan kualitas. Jakarta sebagai jantung ibu kota. Kalau tak ambil keputusan cepat, maka akan terbebani," katanya saat diskusi publik di Universitas Indonesia (UI), Depok, Selasa (26/11/2013).
Perubahan lingkungan, lanjut Hatta, juga menjadi salah satu dampak global yang ditandai dengan terjadinya degradasi lingkungan, permasalahan perubahan iklim, perubahan permukaan laut. Dia mengatakan, permukaan laut naik 0,5 cm per tahun di Indonesia.
"Ini memengaruhi sangat dahsyat, pembenahan penyelesaian ini diperlukan gagasan besar. Air laut gerus pesisir, banjir akhirnya timbul. Dan menenggelamkan pulau. Saat ini hanya ada 16 ribuan pulau data terakhir, apa karena lebih tajam datanya, atau karena memang pulau tenggelam," ungkapnya.
Hatta menjelaskan, masalah tersebut berdampak pada ketahanan pangan, pertanian, dan sumber daya air, termasuk kekeringan. Dia mengklaim pemerintah terus berupaya melakukan mitigasi dan upaya perubahan iklim.
"Kalau kita terlambat, bukan tak mungkin tekanan datang kita sendiri, tapi dari region atau kawasan," ujarnya.
MP3EI diciptakan dilandasi bonus demografis, geostrategis, dan upaya adaptasi terhadap dampak rumah kaca. Tentu ini harus dilakukan berbasis ekonomi, tata ruang selama ini tak diintegrasikan, sehingga daya dukung, tekanan jadi beban beberapa tahun kedepan.
Karena itu, pendekatan ekosistem perairan darat harus terintegrasi. "Masalah banjir dengan pembangunan, MP3EI bisa kurangi stres ekosistem di Jawa, dengan kembangkan sistem di luar Jawa, mendorong percepatan ekonomi," pungkas Hatta.
Saat ini, kata dia, terjadi peta demografi luar biasa. Di mana pertambahan penduduk terus terjadi di negara-negara berkembang dan menimbulkan banyak masalah sosial dan lingkungan. Salah satunya masalah banjir.
"Negara maju akan menghadapi masalah aging. Dan beban justru akan terjadi di negara-negara yang saya sebutkan. Kalau kita tak hati-hati, bisa ada pertambahan penduduk disertai peningkatan kualitas. Jakarta sebagai jantung ibu kota. Kalau tak ambil keputusan cepat, maka akan terbebani," katanya saat diskusi publik di Universitas Indonesia (UI), Depok, Selasa (26/11/2013).
Perubahan lingkungan, lanjut Hatta, juga menjadi salah satu dampak global yang ditandai dengan terjadinya degradasi lingkungan, permasalahan perubahan iklim, perubahan permukaan laut. Dia mengatakan, permukaan laut naik 0,5 cm per tahun di Indonesia.
"Ini memengaruhi sangat dahsyat, pembenahan penyelesaian ini diperlukan gagasan besar. Air laut gerus pesisir, banjir akhirnya timbul. Dan menenggelamkan pulau. Saat ini hanya ada 16 ribuan pulau data terakhir, apa karena lebih tajam datanya, atau karena memang pulau tenggelam," ungkapnya.
Hatta menjelaskan, masalah tersebut berdampak pada ketahanan pangan, pertanian, dan sumber daya air, termasuk kekeringan. Dia mengklaim pemerintah terus berupaya melakukan mitigasi dan upaya perubahan iklim.
"Kalau kita terlambat, bukan tak mungkin tekanan datang kita sendiri, tapi dari region atau kawasan," ujarnya.
MP3EI diciptakan dilandasi bonus demografis, geostrategis, dan upaya adaptasi terhadap dampak rumah kaca. Tentu ini harus dilakukan berbasis ekonomi, tata ruang selama ini tak diintegrasikan, sehingga daya dukung, tekanan jadi beban beberapa tahun kedepan.
Karena itu, pendekatan ekosistem perairan darat harus terintegrasi. "Masalah banjir dengan pembangunan, MP3EI bisa kurangi stres ekosistem di Jawa, dengan kembangkan sistem di luar Jawa, mendorong percepatan ekonomi," pungkas Hatta.
(izz)