Bank Jateng targetkan aset Rp36,3 T tahun depan
A
A
A
Sindonews.com - PT BPD Jateng (Bank Jateng) menargetkan aset perseroan dapat mencapai Rp36,3 triliun pada 2014 atau tumbuh 17 persen dari target akhir tahun ini yang mencapai Rp26 triliun.
Direktur Pemasaran Bank Jateng, Joko sambodo mengatakan, permodalan 2014 masih mengandalkan pemerintah daerah. Apalagi, Gubernur yang baru diharapkan dapat terus mendukung perkembangan Bank Jateng. Perseroan memprediksi pertumbuhan kredit tumbuh 20 persen atau melambat dibandingkan target pertumbuhan 2013 mencapai 25 persen.
Pada tahun depan ditargetkan nilai kredit yang dikeluarkan akan mencapai Rp26,5 triliun. "Kami menargetkan pertumbuhan kredit tahun depan akan melambat karena kenaikan BI Rate. Mayoritas kredit akan mengandalkan sektor ritel," ujar Joko saat dihubungi, Selasa (26/11/2013).
Dia menjelaskan, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada 2014 makin ditingkatkan dengan mengembangkan jaringan di kecamatan dan fasilitas layanan pembayaran pajak bumi dan bangunan.
"Dari 540 kecamatan yang baru digarap 10 persen, akan andalkan fasilitas layanan pembayaran PBB dari masyarakat. Kami akan kembangkan kerja sama dengan lembaga keuangan lain, pengembangan jaringan kantor, ATM, dan mobil kas keliling," jelasnya.
Menurutnya, pengembangan juga akan dilakukan di cabang Jakarta yang saat ini telah memiliki cabang pembantu di pasar induk Kramat Jati. Potensi di Jakarta dinilai masih sangat potensial, khususnya untuk kredit ritel. Perseroan akan meningkatkan penetrasi di pedagang grosir dan semi grosir, serta pengusaha Jateng di Jakarta.
"Kami akan genjot kredit ritel di Jakarta dengan masuk ke pedagang di Kramat Jati dan paguyuban pengusaha Jateng. Kami akan menyasar level kecamatan untuk mengembangkan kredit konsumtif," tuturnya.
Direktur Pemasaran Bank Jateng, Joko sambodo mengatakan, permodalan 2014 masih mengandalkan pemerintah daerah. Apalagi, Gubernur yang baru diharapkan dapat terus mendukung perkembangan Bank Jateng. Perseroan memprediksi pertumbuhan kredit tumbuh 20 persen atau melambat dibandingkan target pertumbuhan 2013 mencapai 25 persen.
Pada tahun depan ditargetkan nilai kredit yang dikeluarkan akan mencapai Rp26,5 triliun. "Kami menargetkan pertumbuhan kredit tahun depan akan melambat karena kenaikan BI Rate. Mayoritas kredit akan mengandalkan sektor ritel," ujar Joko saat dihubungi, Selasa (26/11/2013).
Dia menjelaskan, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada 2014 makin ditingkatkan dengan mengembangkan jaringan di kecamatan dan fasilitas layanan pembayaran pajak bumi dan bangunan.
"Dari 540 kecamatan yang baru digarap 10 persen, akan andalkan fasilitas layanan pembayaran PBB dari masyarakat. Kami akan kembangkan kerja sama dengan lembaga keuangan lain, pengembangan jaringan kantor, ATM, dan mobil kas keliling," jelasnya.
Menurutnya, pengembangan juga akan dilakukan di cabang Jakarta yang saat ini telah memiliki cabang pembantu di pasar induk Kramat Jati. Potensi di Jakarta dinilai masih sangat potensial, khususnya untuk kredit ritel. Perseroan akan meningkatkan penetrasi di pedagang grosir dan semi grosir, serta pengusaha Jateng di Jakarta.
"Kami akan genjot kredit ritel di Jakarta dengan masuk ke pedagang di Kramat Jati dan paguyuban pengusaha Jateng. Kami akan menyasar level kecamatan untuk mengembangkan kredit konsumtif," tuturnya.
(izz)