Harga minyak di perdagangan global stabil
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan dunia stabil karena pedagang mencerna data meyakinkan manufaktur China, dan mengamati pertemuan OPEC pekan ini.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, menambah empat sen menjadi USD92,76 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Januari, turun 14 sen menjadi USD109,55 per barel pada perdagangan di London.
"Harga telah didukung perkiraan lebih baik angka PMI manufaktur China," kata Kash Kamal, analis broker Sucden Financial, London, seperti dilansir dari AFP, Senin (2/12/2013).
Badan Statistik China menunjukkan pertumbuhan manufaktur pada November mempertahankan kecepatan yang kuat dari bulan sebelumnya untuk berada di angka tertinggi dalam 19 bulan. Di mana indeks pembelian manajer (PMI) sebesar 51,4 poin, tidak berubah dari Oktober dan pada tingkat tertinggi sejak April 2012.
Sementara HSBC mencatat indeks aktivitas manufaktur negara itu datang di angka 50,8 poin, lebih baik dari perkiraan awal 50,4 poin. Angka di atas 50 sinyal ekspansi sementara angka di bawah menunjukkan kontraksi.
Para analis mengatakan, dealer juga melihat ke depan data ekonomi AS yang dijadwalkan akan dirilis pekan ini, termasuk perkiraan produk domestik bruto (PDB) dan data non-farm payrolls AS untuk November.
Di sisi lain, akhir pekan ini, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan bertemu di Wina untuk memutuskan produksi minyak dengan latar belakang perlambatan permintaan minyak mentah dan kerusuhan di Libya.
Memasok sekitar sepertiga dari minyak dunia, kartel diperkirakan akan mempertahankan plafon output 30 juta barel per hari, meskipun saat ini produksi berada di bawah batas.
OPEC terlihat duduk ketat, di mana sebagian besar anggota puas dengan harga pasar minyak mentah saat ini. Harga Brent meraih dukungan kuat atas peningkatan kerusuhan di Libya, yang telah memangkas output negara itu.
Beratnya harga terkait pengurangan ketegangan atas Iran baru-baru ini, menyusul kesepakatan anggota OPEC itu dengan kekuatan ekonomi dunia yang memungkinkan pengawasan ketat atas program nuklirnya dengan imbalan bantuan sanksi sederhana.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, menambah empat sen menjadi USD92,76 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Januari, turun 14 sen menjadi USD109,55 per barel pada perdagangan di London.
"Harga telah didukung perkiraan lebih baik angka PMI manufaktur China," kata Kash Kamal, analis broker Sucden Financial, London, seperti dilansir dari AFP, Senin (2/12/2013).
Badan Statistik China menunjukkan pertumbuhan manufaktur pada November mempertahankan kecepatan yang kuat dari bulan sebelumnya untuk berada di angka tertinggi dalam 19 bulan. Di mana indeks pembelian manajer (PMI) sebesar 51,4 poin, tidak berubah dari Oktober dan pada tingkat tertinggi sejak April 2012.
Sementara HSBC mencatat indeks aktivitas manufaktur negara itu datang di angka 50,8 poin, lebih baik dari perkiraan awal 50,4 poin. Angka di atas 50 sinyal ekspansi sementara angka di bawah menunjukkan kontraksi.
Para analis mengatakan, dealer juga melihat ke depan data ekonomi AS yang dijadwalkan akan dirilis pekan ini, termasuk perkiraan produk domestik bruto (PDB) dan data non-farm payrolls AS untuk November.
Di sisi lain, akhir pekan ini, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan bertemu di Wina untuk memutuskan produksi minyak dengan latar belakang perlambatan permintaan minyak mentah dan kerusuhan di Libya.
Memasok sekitar sepertiga dari minyak dunia, kartel diperkirakan akan mempertahankan plafon output 30 juta barel per hari, meskipun saat ini produksi berada di bawah batas.
OPEC terlihat duduk ketat, di mana sebagian besar anggota puas dengan harga pasar minyak mentah saat ini. Harga Brent meraih dukungan kuat atas peningkatan kerusuhan di Libya, yang telah memangkas output negara itu.
Beratnya harga terkait pengurangan ketegangan atas Iran baru-baru ini, menyusul kesepakatan anggota OPEC itu dengan kekuatan ekonomi dunia yang memungkinkan pengawasan ketat atas program nuklirnya dengan imbalan bantuan sanksi sederhana.
(dmd)