Achsanul: Itu trik jatuhkan harga Bank Mutiara
A
A
A
Sindonews.com – Kabar yang menyebutkan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) Bank Mutiara di bawah 8 persen dinilai sebagai kampanye buruk oleh anggota Komisi XI DPR Achsanul Qosasi.
Menurut Achsanul, apabila ada pemberitaan terhadap Bank Mutiara bahwa kondisi CAR-nya di bawah 8 persen merupakan bagian dari trik market para investor agar saham Bank Mutiara bisa rendah dan murah pada saat divestasi.
"Sehingga ini menguntungkan current investor dengan cara membeli saham Bank Mutiara dengan harga murah dan seminimal mungkin," kata Achsanul kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (10/12/2013).
Dia menambahkan, kalau ada pemberitaan negatif terhadap Bank Mutiara, maka diharapkan harga saham Bank Mutiara jatuh.
"Pasti harga saham Bank Mutiara akan turun karena selama ini, Bank Mutiara secara dana pihak ketiga, likuiditas dia bagus, solvabilitas bagus. Kalau kita bicara masalah permodalan, itu nanti akan ada koordinasi dengan pemegang saham, yakni Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)," tutur Achsanul.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan LPS Samsu Adi Nugroho mengatakan, belum bisa memberikan keterangan terkait informasi CAR Bank Mutiara di bawah 8 persen.
"Saya belum mendapat informasi atau kabar mengenai hal itu dari unit yang menangani Bank Mutiara. Jadi belum bisa mengonfirmasi hal tersebut," kata Samsu.
Sekedar informasi, bank dinyatakan sehat jika CAR-nya minimum 8 persen. Jika di bawah 8 persen, maka bank akan diberikan dana pinjaman dari LPS atas persetujuan Bank Sentral.
Bank Mutiara sebelumnya bernama Bank Century. Bank Mutiara saat ini merupakan bank di bawah penguasaan negara melalui LPS dengan kepemilikan saham 99,99 persen, dan akan dlakukan program divestasi dalam waktu tidak lama lagi.
Sesuai UU LPS, Bank Mutiara dijual sesuai dengan harga bailout pada lima tahun pertama sebesar Rp6,7 triliun. Namun, selama lima tahun tidak ada yang memenuhi kritesia LPS dan akan dijual pada tahun ke-6, yakni mulai November 2013-November 2014.
Menurut Achsanul, apabila ada pemberitaan terhadap Bank Mutiara bahwa kondisi CAR-nya di bawah 8 persen merupakan bagian dari trik market para investor agar saham Bank Mutiara bisa rendah dan murah pada saat divestasi.
"Sehingga ini menguntungkan current investor dengan cara membeli saham Bank Mutiara dengan harga murah dan seminimal mungkin," kata Achsanul kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (10/12/2013).
Dia menambahkan, kalau ada pemberitaan negatif terhadap Bank Mutiara, maka diharapkan harga saham Bank Mutiara jatuh.
"Pasti harga saham Bank Mutiara akan turun karena selama ini, Bank Mutiara secara dana pihak ketiga, likuiditas dia bagus, solvabilitas bagus. Kalau kita bicara masalah permodalan, itu nanti akan ada koordinasi dengan pemegang saham, yakni Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)," tutur Achsanul.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan LPS Samsu Adi Nugroho mengatakan, belum bisa memberikan keterangan terkait informasi CAR Bank Mutiara di bawah 8 persen.
"Saya belum mendapat informasi atau kabar mengenai hal itu dari unit yang menangani Bank Mutiara. Jadi belum bisa mengonfirmasi hal tersebut," kata Samsu.
Sekedar informasi, bank dinyatakan sehat jika CAR-nya minimum 8 persen. Jika di bawah 8 persen, maka bank akan diberikan dana pinjaman dari LPS atas persetujuan Bank Sentral.
Bank Mutiara sebelumnya bernama Bank Century. Bank Mutiara saat ini merupakan bank di bawah penguasaan negara melalui LPS dengan kepemilikan saham 99,99 persen, dan akan dlakukan program divestasi dalam waktu tidak lama lagi.
Sesuai UU LPS, Bank Mutiara dijual sesuai dengan harga bailout pada lima tahun pertama sebesar Rp6,7 triliun. Namun, selama lima tahun tidak ada yang memenuhi kritesia LPS dan akan dijual pada tahun ke-6, yakni mulai November 2013-November 2014.
(rna)