Pelindo III dengar pendapat bersama pengusaha pelayaran
A
A
A
Sindonews.com - PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III mengumpulkan para pimpinan perusahaan pelayaran petikemas domestik untuk mendengarkan keluhan seputar pelayanan kepelabuhanan.
Setidaknya ada lima belas perusahaan pelayaran yang diundang untuk memberikan masukan guna meningkatkan pelayanan di seluruh pelabuhan yang dikelola oleh Pelindo III.
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Pelindo III Husein Latief mengatakan apa yang dilakukan Pelindo III merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk meningkatkan pelayanan. Menurutnya, para perusahaan pelayaran inilah yang mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan yang diberikan oleh Pelindo III.
Dengan adanya tatap muka langsung ini, diharapkan dapat diketahui kekurangan-kekurangan yang ada di setiap pelabuhan yang nantinya dapat ditingkatkan.
"Kita mau mereka terbuka apa adanya, tidak ada yang ditutup-tutupi. Maka dari itulah kegiatan ini dilakukan dengan konsep tatap muka langsung dengan perusahaan pelayaran satu-persatu," katanya dalam rilisnya di Jakarta, Selasa (10/12/2013).
Husein melanjutkan kegiatan tatap muka ini bukanlah yang pertama dilakukan oleh Pelindo III. Setiap tahun Pelindo III mengundang operator pelayaran petikemas domestik untuk duduk bersama memecahkan permasalahan di pelabuhan. Pihaknya mengaku setiap tahun pasti ada permasalahan baru yang harus segera ditangani utuk meningkatkan kualitas pelayanan kepelabuhanan.
"Permasalahan pasti selalu ada dan kami berkomitmen untuk memperbaiki itu semua. Mereka selalu kami tanya apakah ada perubahan setiap kali tatap muka ini dilakukan, dan jawaban mereka ada. Artinya kegiatan ini efektif dalam menampung dan menyelesaikan keluhan pelanggan," tambahnya.
General Manager PT Tanto Intim Line H.Moningka mengungkapkan bahwa pihaknya cukup terbantu dengan tatap muka langsung yang diadakan oleh Pelindo III. Dirinya mengaku dapat menyampaikan keluhan-keluhan secara langsung tanpa ada batasan apapun.
"Kami bilang apa adanya, seperti kurangnya kapal tunda di Pelabuhan Tanjung Perak, manuver kapal yang terganggu jika tambatan sedang penuh, kondisi alat bongkar muat di Terminal Petikemas Surabaya yang tidak memadahi," kata Moningka.
Setidaknya ada lima belas perusahaan pelayaran yang diundang untuk memberikan masukan guna meningkatkan pelayanan di seluruh pelabuhan yang dikelola oleh Pelindo III.
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Pelindo III Husein Latief mengatakan apa yang dilakukan Pelindo III merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk meningkatkan pelayanan. Menurutnya, para perusahaan pelayaran inilah yang mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan yang diberikan oleh Pelindo III.
Dengan adanya tatap muka langsung ini, diharapkan dapat diketahui kekurangan-kekurangan yang ada di setiap pelabuhan yang nantinya dapat ditingkatkan.
"Kita mau mereka terbuka apa adanya, tidak ada yang ditutup-tutupi. Maka dari itulah kegiatan ini dilakukan dengan konsep tatap muka langsung dengan perusahaan pelayaran satu-persatu," katanya dalam rilisnya di Jakarta, Selasa (10/12/2013).
Husein melanjutkan kegiatan tatap muka ini bukanlah yang pertama dilakukan oleh Pelindo III. Setiap tahun Pelindo III mengundang operator pelayaran petikemas domestik untuk duduk bersama memecahkan permasalahan di pelabuhan. Pihaknya mengaku setiap tahun pasti ada permasalahan baru yang harus segera ditangani utuk meningkatkan kualitas pelayanan kepelabuhanan.
"Permasalahan pasti selalu ada dan kami berkomitmen untuk memperbaiki itu semua. Mereka selalu kami tanya apakah ada perubahan setiap kali tatap muka ini dilakukan, dan jawaban mereka ada. Artinya kegiatan ini efektif dalam menampung dan menyelesaikan keluhan pelanggan," tambahnya.
General Manager PT Tanto Intim Line H.Moningka mengungkapkan bahwa pihaknya cukup terbantu dengan tatap muka langsung yang diadakan oleh Pelindo III. Dirinya mengaku dapat menyampaikan keluhan-keluhan secara langsung tanpa ada batasan apapun.
"Kami bilang apa adanya, seperti kurangnya kapal tunda di Pelabuhan Tanjung Perak, manuver kapal yang terganggu jika tambatan sedang penuh, kondisi alat bongkar muat di Terminal Petikemas Surabaya yang tidak memadahi," kata Moningka.
(gpr)