Wamen ESDM: Kebutuhan BBM naik 8% per tahun
A
A
A
Sindonews.com - Kebutuhan energi Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional mengalami kenaikan hingga 8 persen per tahun. Angkat tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6 persen per tahun serta angka pertumbuhan penduduk hingga satu persen atau tiga juta per tahun.
"Selama ini kita dininabobokkan oleh persepsi dan ilusi yang salah. Kita tidak pernah memberikan pengertian pada masyarakat tentang problem energi yang sebenarnya di Indonesia," kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo, Senin (16/12/2013).
Dalam acara Kongres Nasional Kedaulatan Energi untuk Kesejahteraan Rakyat Indonesia memperingati Dies Natalis ke-64 UGM di Balai Senat UGM, Susilo menuturkan, dengan penambahan kebutuhan energi sebesar itu, diperkirakan 2014 kebutuhan BBM Indonesia mencapai 120 juta barel per tahun dan 165 juta barel per tahun pada 2015.
"Kondisi produksi BBM kita saat ini mencapai 830 ribu barel per hari. Sementara, yang bisa diolah hanya 650 ribu barel per hari. Sementara, kapasitas kilang kita hanya 1,1 juta barel. Sehingga, Indonesia tiap harinya harus impor 500 ribu barel atau 60-70 juta dolar per hari untuk memenuhi kebutuhan energi nasional," ungkapnya.
Menurutnya, jika hal tersebut terus dibiarkan, maka kerugian Indonesia akan semakin besar. Di satu sisi kebutuhan akan terus meningkat, di sisi lain produksi BBM tidak bisa menjadi sumber energi selamanya.
Selain itu, harga impor BBM yang akan terus naik, beberapa tahun lagi Indonesia harus mengeluarkan dana USD120 juta per hari. "Inilah sesungguhnya yang terjadi. Dan ini menjadi tantangan kita semua untuk menyelesaikannya, siapapun nanti pihak yang duduk di pemerintahan," pungkas Susilo.
"Selama ini kita dininabobokkan oleh persepsi dan ilusi yang salah. Kita tidak pernah memberikan pengertian pada masyarakat tentang problem energi yang sebenarnya di Indonesia," kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo, Senin (16/12/2013).
Dalam acara Kongres Nasional Kedaulatan Energi untuk Kesejahteraan Rakyat Indonesia memperingati Dies Natalis ke-64 UGM di Balai Senat UGM, Susilo menuturkan, dengan penambahan kebutuhan energi sebesar itu, diperkirakan 2014 kebutuhan BBM Indonesia mencapai 120 juta barel per tahun dan 165 juta barel per tahun pada 2015.
"Kondisi produksi BBM kita saat ini mencapai 830 ribu barel per hari. Sementara, yang bisa diolah hanya 650 ribu barel per hari. Sementara, kapasitas kilang kita hanya 1,1 juta barel. Sehingga, Indonesia tiap harinya harus impor 500 ribu barel atau 60-70 juta dolar per hari untuk memenuhi kebutuhan energi nasional," ungkapnya.
Menurutnya, jika hal tersebut terus dibiarkan, maka kerugian Indonesia akan semakin besar. Di satu sisi kebutuhan akan terus meningkat, di sisi lain produksi BBM tidak bisa menjadi sumber energi selamanya.
Selain itu, harga impor BBM yang akan terus naik, beberapa tahun lagi Indonesia harus mengeluarkan dana USD120 juta per hari. "Inilah sesungguhnya yang terjadi. Dan ini menjadi tantangan kita semua untuk menyelesaikannya, siapapun nanti pihak yang duduk di pemerintahan," pungkas Susilo.
(izz)