Harga minyak di perdagangan Asia bervariasi
Harga minyak di perdagangan Asia bervariasi
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini bervariasi karena investor terfokus pada data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS), meningkatkan harapan permintaan di konsumen utama minyak mentah dunia tersebut bangkit kembali.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, turun 5 sen menjadi USD99,27 per barel pada perdagangan pertengahan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Februari naik lima sen menjadi USD111,82 per barel.
Dilansir dari AFP, Senin (23/12/2013), Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura mengatakan, harga sedang didukung oleh data produk domestik bruto (PDB) yang kuat AS pekan lalu, merupakan cara yang lebih baik dari yang diperkirakan.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi dipercepat untuk tingkat tahunan sebesar 4,1 persen pada kuartal ketiga (Q3), merevisi perkiraan sebelumnya di laju 3,6 persen. Analis telah memperkirakan revisi untuk mengkonfirmasi jumlah 3,6 persen.
Data optimis disusul pengumuman Federal Reserve (Th Fed) yang akan memotong stimulus sebesar USD10 miliar sampai USD75 miliar per bulan dari Januari, menandakan bahwa mereka yakin kondisi ekonomi membaik.
Analis juga terus mencermati potensi gangguan pasokan di Afrika. Produksi di produsen fledging Sudan Selatan itu telah terpukul eskalasi pertikaian internal di negara itu selama sepekan terakhir, dengan perusahaan minyak terbang keluar yang menewaskan lima pekerja.
Output di Libya, anggota dari kartel OPEC, terus dibatasi oleh demonstran bersenjata yang menolak mengangkat blokade di terminal penting bagian timur negara itu. Protes dan blokade pengiriman bahan bakar oleh minoritas Berber tersebut, telah memangkas produksi Libya sekitar 250.000 barel per hari (bph), dari tingkat normal hampir 1,5 juta bph.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, turun 5 sen menjadi USD99,27 per barel pada perdagangan pertengahan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Februari naik lima sen menjadi USD111,82 per barel.
Dilansir dari AFP, Senin (23/12/2013), Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura mengatakan, harga sedang didukung oleh data produk domestik bruto (PDB) yang kuat AS pekan lalu, merupakan cara yang lebih baik dari yang diperkirakan.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi dipercepat untuk tingkat tahunan sebesar 4,1 persen pada kuartal ketiga (Q3), merevisi perkiraan sebelumnya di laju 3,6 persen. Analis telah memperkirakan revisi untuk mengkonfirmasi jumlah 3,6 persen.
Data optimis disusul pengumuman Federal Reserve (Th Fed) yang akan memotong stimulus sebesar USD10 miliar sampai USD75 miliar per bulan dari Januari, menandakan bahwa mereka yakin kondisi ekonomi membaik.
Analis juga terus mencermati potensi gangguan pasokan di Afrika. Produksi di produsen fledging Sudan Selatan itu telah terpukul eskalasi pertikaian internal di negara itu selama sepekan terakhir, dengan perusahaan minyak terbang keluar yang menewaskan lima pekerja.
Output di Libya, anggota dari kartel OPEC, terus dibatasi oleh demonstran bersenjata yang menolak mengangkat blokade di terminal penting bagian timur negara itu. Protes dan blokade pengiriman bahan bakar oleh minoritas Berber tersebut, telah memangkas produksi Libya sekitar 250.000 barel per hari (bph), dari tingkat normal hampir 1,5 juta bph.
(dmd)
Explore More