Harga minyak di perdagangan dunia lebih rendah
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan dunia lebih rendah, tapi mempertahankan dukungan dari data ekonomi AS yang telah meningkatkan harapan permintaan di konsumen minyak mentah dunia itu kembali bangkit.
Dilansir dari AFP, Senin (23/12/2013), kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, turun 36 sen menjadi USD98,96 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Februari, turun 27 sen menjadi USD111,50 per barel.
Desmond Chua, analis CMC Markets mengatakan, harga mendapat dukungan dari data pertumbuhan ekonomi AS yang kuat, lebih baik dari yang diperkirakan.
Departemen Perdagangan AS, pada Jumat (20/12/2013) melaporkan, bahwa pertumbuhan ekonomi dipercepat dalam tingkat tahunan sebesar 4,1 persen pada kuartal ketiga (Q3), merevisi perkiraan sebelumnya di laju 3,6 persen.
Minyak mentah berjangka terlihat naik kuat sebelum terjadi profit taking. Data optimis menyusul pengumuman Federal Reserve yang akan memotong stimulus sebesar USD10 miliar-USD75 miliar per bulan mulai Januari 2014, sebagai tanda mereka yakin kondisi ekonomi membaik.
Analis juga terus mencermati potensi gangguan pasokan di Afrika. Produksi produsen fledging di Sudan Selatan itu telah terpukul eskalasi pertikaian internal selama sepekan terakhir, yang menewaskan lima pekerja.
Sementara output di Libya, anggota kartel OPEC, terus dibatasi demonstran bersenjata yang menolak mengangkat blokade di terminal penting bagian timur negara itu. Protes dan blokade pengiriman bahan bakar oleh minoritas Berber tersebut, telah memangkas produksi Libya sekitar 250.000 barel per hari (bph), dari tingkat normal hampir 1,5 juta bph.
Dilansir dari AFP, Senin (23/12/2013), kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, turun 36 sen menjadi USD98,96 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Februari, turun 27 sen menjadi USD111,50 per barel.
Desmond Chua, analis CMC Markets mengatakan, harga mendapat dukungan dari data pertumbuhan ekonomi AS yang kuat, lebih baik dari yang diperkirakan.
Departemen Perdagangan AS, pada Jumat (20/12/2013) melaporkan, bahwa pertumbuhan ekonomi dipercepat dalam tingkat tahunan sebesar 4,1 persen pada kuartal ketiga (Q3), merevisi perkiraan sebelumnya di laju 3,6 persen.
Minyak mentah berjangka terlihat naik kuat sebelum terjadi profit taking. Data optimis menyusul pengumuman Federal Reserve yang akan memotong stimulus sebesar USD10 miliar-USD75 miliar per bulan mulai Januari 2014, sebagai tanda mereka yakin kondisi ekonomi membaik.
Analis juga terus mencermati potensi gangguan pasokan di Afrika. Produksi produsen fledging di Sudan Selatan itu telah terpukul eskalasi pertikaian internal selama sepekan terakhir, yang menewaskan lima pekerja.
Sementara output di Libya, anggota kartel OPEC, terus dibatasi demonstran bersenjata yang menolak mengangkat blokade di terminal penting bagian timur negara itu. Protes dan blokade pengiriman bahan bakar oleh minoritas Berber tersebut, telah memangkas produksi Libya sekitar 250.000 barel per hari (bph), dari tingkat normal hampir 1,5 juta bph.
(dmd)