Ekonomi Jateng 2013 hanya tumbuh 5,9%

Minggu, 29 Desember 2013 - 20:26 WIB
Ekonomi Jateng 2013...
Ekonomi Jateng 2013 hanya tumbuh 5,9%
A A A
Sindonews.com - Pertumbuhan perekonomian di Jawa Tengah (Jateng) melambat dibandingkan 2012 lalu. Hal itu terlihat hingga triwulan III-2013, ekonomi Jateng hanya tumbuh 5,9 persen, sedangkan tahun lalu mampu tumbuh 6,3 persen.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah V Jateng-DIY Sutikno mengatakan, meskipun pertumbuhan ekonomi di Jateng melambat namun, angka pertumbuhan tersebut masih di atas angka pertumbuhan ekonomi Nasional sebesar 5,6 persen.

Sutikno melihat, melambatnya pertumbuhan ekonomi di Jateng disebabkan oleh melambatnya kinerja faktor eksternal, terkait ekspor tang melambat sementara impor melonjak tinggi.

Sementara itu, di tengah kenaikan BBM bersubsidi, konsumsi rumah tanggal pada triwulan ketiga masih mampu tumbuh baik mencapai angka 5,3 persen. Diperkirakan sampai akhir tahun ini, kegiatan konsumsui rumah tangga diperkirakan akan cukup tinggi, di rentang 5,2-5,7 persen. ”Secara keseluruhan untuk konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh mencapai 5,0-5,5,” katanya, Minggu (29/12/2013).

Indikasi masih kuatnya pertumbuhan konsumsi terlihat pada terjaganya optimisme konsumen, yang tercermin pada indek keyakinan konsumen baik yang dilakukan oleh BPS maupun BI. Indeks tendensi konsumen (ITK) BPS dan indeks keyakinan konsumen (IKK) BI tetap berada pada level optimis (100) dan cenderung meningkat.

“Secara spesifik survai konsumen BI menunjukan peningkatan baik pada indeks kondisi ekonomi saat ini, maupun indeks ekspektasi komsumen. Selain kenaikan indeks pembelian barang tahan lama, indeks penghasilan juga turun mengalamai kenaikan seiring dengan ketersediaan lapangan kerja yang semakin terbuka,” jelasnya.

Sutikno juga melihat, selain prospek perekonomian Jateng masih masih akan tumbuh, dunia Investasi akan tumbuh tinggi. Dari sisi permintaan pertumbuhan ekonomi Jateng diperkirakan menjadi lebih berimbang.

“Hasil Liaison dan survai yang kami lakukan kepada dunia usaha juga mengindikasi prospek investasi yang masih tinggi. Selain itu realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) juga cukup tinggi meskipun belum mampu mengunguli Provinsi Jabar dan Jatim. Relokasi usaha ke wilayah Jateng juga mengindikasi masih akan maraknya kegiatan investasi di Jateng,” paparnya.

Namun, sambung Sutikno, rasio antara Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) jateng yang baru mencapai 17 persen perlu mendapatkan perhatian akan pertumbuhan ekonomi dapat didorong lebih tinggi lagi.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1043 seconds (0.1#10.140)