Pasar saham Indonesia 63% masih dikuasai asing
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Heri Sunaryadi memaparkan, data terkait kepemilikan Efek yang tercatat di KSEI per 24 Desember 2013, komposisi kepemilikan saham didominasi pihak asing yakni sebesar Rp1.458,25 triliun (63 persen) dibandingkan lokal sebesar Rp848,21 triliun (37 persen).
"Sementara dari sisi kinerja sepanjang 2013, terdapat total aset yang tercatat di KSEI menurun sebesar 5,39 persen dari Rp 2.735,97 triliun pada 26 Desember 2012 menjadi Rp2.588,22 triliun pada 24 Desember 2013," ujar Heri dalam siaran persnya, Senin (30/12/2013).
Terdapat pula peningkatan jumlah SID sebesar 12,81 persen atau 320.606 per 24 Desember 2013 dibandingkan data pada 26 Desember 2012 sebanyak 281.438.
Terkait jasa penyelesaian transaksi, di 2013, KSEI juga telah dapat memberikan fasilitas penyelesaian transaksi Efek dalam mata uang Dolar Singapura (SGD), melengkapi penyelesaian transaksi mata uang asing yang sebelumnya sudah tersedia dalam mata uang Dolar Amerika (USD).
Heri menegaskan, secara keseluruhan sistem untuk menangani transaksi tersebut sudah siap di KSEI, termasuk Bank Pembayarannya. KSEI juga telah menyediakan jasa penyimpanan dan penyelesaian transaksi Surat Utang Negara dalam Valuta Asing (SUN Valas) yang diterbitkan Pemerintah Republik Indonesia pada 25 November 2013.
Khusus untuk jasa penyelesaian transaksi Efek dengan Instruksi Pemindahbukuan Efek Tanpa Pembayaran (Free of Payment/FOP), pada Desember 2013 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan persetujuan atas peraturan KSEI terkait hal tersebut.
Selain itu guna meningkatkan layanan jasa Kustodian Sentral, selama 2013, KSEI juga melakukan beberapa penyesuaian peraturan terkait SID, Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas), RDN, Instruksi Penyelesaian Transaksi Efek, Pemeriksaan dan Sanksi yang saat ini sedang menunggu persetujuan dari OJK.
"Sementara dari sisi kinerja sepanjang 2013, terdapat total aset yang tercatat di KSEI menurun sebesar 5,39 persen dari Rp 2.735,97 triliun pada 26 Desember 2012 menjadi Rp2.588,22 triliun pada 24 Desember 2013," ujar Heri dalam siaran persnya, Senin (30/12/2013).
Terdapat pula peningkatan jumlah SID sebesar 12,81 persen atau 320.606 per 24 Desember 2013 dibandingkan data pada 26 Desember 2012 sebanyak 281.438.
Terkait jasa penyelesaian transaksi, di 2013, KSEI juga telah dapat memberikan fasilitas penyelesaian transaksi Efek dalam mata uang Dolar Singapura (SGD), melengkapi penyelesaian transaksi mata uang asing yang sebelumnya sudah tersedia dalam mata uang Dolar Amerika (USD).
Heri menegaskan, secara keseluruhan sistem untuk menangani transaksi tersebut sudah siap di KSEI, termasuk Bank Pembayarannya. KSEI juga telah menyediakan jasa penyimpanan dan penyelesaian transaksi Surat Utang Negara dalam Valuta Asing (SUN Valas) yang diterbitkan Pemerintah Republik Indonesia pada 25 November 2013.
Khusus untuk jasa penyelesaian transaksi Efek dengan Instruksi Pemindahbukuan Efek Tanpa Pembayaran (Free of Payment/FOP), pada Desember 2013 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan persetujuan atas peraturan KSEI terkait hal tersebut.
Selain itu guna meningkatkan layanan jasa Kustodian Sentral, selama 2013, KSEI juga melakukan beberapa penyesuaian peraturan terkait SID, Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas), RDN, Instruksi Penyelesaian Transaksi Efek, Pemeriksaan dan Sanksi yang saat ini sedang menunggu persetujuan dari OJK.
(gpr)