SBY: 2019 seluruh warga menjadi peserta BPJS Kesehatan
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, seluruh rakyat Indonesia telah menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pada 1 Januari 2019 yang akan datang.
Hal demikian dikatakannya saat memberikan sambutan di acara peresmian Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Ketenagakerjaan sekaligus peluncuran program jaminan kesehatan nasional (JKN) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (31/12/2013).
"Terhitung mulai besok, tanggal 1 Januari 2014, pada tahap awal, kita berikan pelayanan kesehatan kepada 121 juta peserta atau setara dengan 48 persen jumlah penduduk Indonesia," ujar SBY.
Hal ini, kata dia, merupakan lompatan besar yang dilakukan negara sejak Indonesia merdeka. Dirinya menambahkan, dengan cakupan pelayanan sebesar itu, program ini tidak akan tertandingi oleh lembaga asuransi manapun.
Pada tahap awal ini, lanjut dia, jaminan pelayanan kesehatan akan dinikmati oleh 86,4 juta jiwa kepesertaan Jamkesmas untuk rakyat miskin, 11 juta jiwa untuk jaminan kesehatan daerah, 16 juta peserta Askes, 7 juta peserta Jamsostek dan 1,2 juta peserta dari unsur TNI dan Polri.
"Insya Allah, pada tahap kedua, paling lambat tanggal 1 Januari 2019, seluruh rakyat Indonesia telah menjadi peserta BPJS Kesehatan," imbuhnya.
Lebih jauh dia mengatakan, BPJS Kesehatan dihadirkan untuk mempercepat terselenggaranya sistem jaminan sosial yang bersifat nasional bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dikatakannya, BPJS Kesehatan memberikan jaminan kesehatan yang layak bagi pesertanya, berdasarkan prinsip kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, portabilitas, kepesertaan yang bersifat wajib serta dana amanat.
BPJS Kesehatan, sambung dia, memiliki tingkat pelayanan yang lebih maju, lebih profesional, serta cakupan yang jauh lebih luas. BPJS Kesehatan juga lebih fleksibel dan lebih mandiri dalam pengelolaan keuangannya.
Hal demikian dikatakannya saat memberikan sambutan di acara peresmian Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Ketenagakerjaan sekaligus peluncuran program jaminan kesehatan nasional (JKN) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (31/12/2013).
"Terhitung mulai besok, tanggal 1 Januari 2014, pada tahap awal, kita berikan pelayanan kesehatan kepada 121 juta peserta atau setara dengan 48 persen jumlah penduduk Indonesia," ujar SBY.
Hal ini, kata dia, merupakan lompatan besar yang dilakukan negara sejak Indonesia merdeka. Dirinya menambahkan, dengan cakupan pelayanan sebesar itu, program ini tidak akan tertandingi oleh lembaga asuransi manapun.
Pada tahap awal ini, lanjut dia, jaminan pelayanan kesehatan akan dinikmati oleh 86,4 juta jiwa kepesertaan Jamkesmas untuk rakyat miskin, 11 juta jiwa untuk jaminan kesehatan daerah, 16 juta peserta Askes, 7 juta peserta Jamsostek dan 1,2 juta peserta dari unsur TNI dan Polri.
"Insya Allah, pada tahap kedua, paling lambat tanggal 1 Januari 2019, seluruh rakyat Indonesia telah menjadi peserta BPJS Kesehatan," imbuhnya.
Lebih jauh dia mengatakan, BPJS Kesehatan dihadirkan untuk mempercepat terselenggaranya sistem jaminan sosial yang bersifat nasional bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dikatakannya, BPJS Kesehatan memberikan jaminan kesehatan yang layak bagi pesertanya, berdasarkan prinsip kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, portabilitas, kepesertaan yang bersifat wajib serta dana amanat.
BPJS Kesehatan, sambung dia, memiliki tingkat pelayanan yang lebih maju, lebih profesional, serta cakupan yang jauh lebih luas. BPJS Kesehatan juga lebih fleksibel dan lebih mandiri dalam pengelolaan keuangannya.
(gpr)