PTBA targetkan Pelabuhan Tarahan beroperasi semester I
A
A
A
Sindonews.com - Guna mendukung peningkatan volume penjualan dan volume produksi batu bara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan melakukan peningkatan kapasitas Pelabuhan Tarahan dari saat ini sekitar 13 juta ton per tahun menjadi 25 juta ton per tahun. Pelabuhan ini, rencananya akan beroperasi pada semester I/2014.
Sekretaris Perusahaan PTBA Joko Pramono mengatakan, perseroan juga membangun tambahan satu jetty (dermaga) baru dengan kapasitas sandar 150 ribu–200 ribu DWT (capesize) di samping dermaga yang lama dengan kapasitas sandar 80 ribu DWT (Panamax), sehingga Pelabuhan Tarahan dapat disandari dua kapal sekaligus.
“Bukan hanya itu, kami juga membangun tambahan dua RCD (alat bongkar batu bara dari gerbong kereta api), di samping dua RCD yang sudah ada,” kata Joko di Jakarta, Kamis (2/1/2014).
Dengan demikian, pembongkaran batu bara di Pelabuhan Tarahan dapat dilakukan untuk empat rangkaian gerbong batu bara sekaligus.
Direktur Utama PTBA Milawarma menambahkan, untuk menjamin keandalan operasional Pelabuhan Tarahan, pihaknya telah menyelesaikan pembangunan PLTU Pelabuhan Tarahan dengan kapasitas 2x8 MW pada Desember 2013, sehingga PTBA tidak lagi menggunakan daya listrik PLN.
Bahkan, pihaknya juga telah menandatangani pernjanjian jual-beli kelebihan daya listrik (exess power) yang dihasilkan PLTU tersebut dengan PT PLN sebesar 6-12 MW secara fluktuatif. PTBA sebelumnya sudah menandatangani kontrak jual beli exess power dengan PT PLN dari PLTU Tanjung Enim 3x10 MW.
“Pembangunan PLTU untuk memenuhi kebutuhan sendiri ini merupakan upaya perusahaan menekan biaya operasional, sekaligus menjamin operasional perusahaan,” ujar dia.
Menurut dia, proyek pengembangan lainnya seperti PLTU Banjarsari 2x110 MW oleh PT Bukit Asam Prima di Lahat juga dijadwalkan mulai beroperasi pada semester II/2014. Selanjutnya proyek PLTU Banko 2x620 MW oleh PT Huadian Bukit Asam Power dijadwalkan tahun depan memulai pembangunan konstruksi, setelah pada kuartal I/2014 menyelesaikan aspek pendanaan.
Kemudian, proyek PLTU Peranap 800 MW–1.200 MW di Indragiri Hulu Riau yang sedang persiapan penyusunan fesibility study atau kajian kelayakannya. Adapun, proyek Coal Bed Methane (CBM) milik PTBA di wilayah operasi Tanjung Enim telah menyelesaikan pengeboran tiga sumur produksi.
Joko menjelaskan, proyek tersebut pada tahun ini akan melakukan pengeboran tiga core hole baru dan satu sumur produksi baru. “Dijadwalkan pada 2015, CBM Tanjung Enim sudah mulai beroperasi dengan kapasitas setara kebutuhan bahan bakar untuk sebuah PLTU dengan kapasitas 200 MW,” tutur dia.
Sekretaris Perusahaan PTBA Joko Pramono mengatakan, perseroan juga membangun tambahan satu jetty (dermaga) baru dengan kapasitas sandar 150 ribu–200 ribu DWT (capesize) di samping dermaga yang lama dengan kapasitas sandar 80 ribu DWT (Panamax), sehingga Pelabuhan Tarahan dapat disandari dua kapal sekaligus.
“Bukan hanya itu, kami juga membangun tambahan dua RCD (alat bongkar batu bara dari gerbong kereta api), di samping dua RCD yang sudah ada,” kata Joko di Jakarta, Kamis (2/1/2014).
Dengan demikian, pembongkaran batu bara di Pelabuhan Tarahan dapat dilakukan untuk empat rangkaian gerbong batu bara sekaligus.
Direktur Utama PTBA Milawarma menambahkan, untuk menjamin keandalan operasional Pelabuhan Tarahan, pihaknya telah menyelesaikan pembangunan PLTU Pelabuhan Tarahan dengan kapasitas 2x8 MW pada Desember 2013, sehingga PTBA tidak lagi menggunakan daya listrik PLN.
Bahkan, pihaknya juga telah menandatangani pernjanjian jual-beli kelebihan daya listrik (exess power) yang dihasilkan PLTU tersebut dengan PT PLN sebesar 6-12 MW secara fluktuatif. PTBA sebelumnya sudah menandatangani kontrak jual beli exess power dengan PT PLN dari PLTU Tanjung Enim 3x10 MW.
“Pembangunan PLTU untuk memenuhi kebutuhan sendiri ini merupakan upaya perusahaan menekan biaya operasional, sekaligus menjamin operasional perusahaan,” ujar dia.
Menurut dia, proyek pengembangan lainnya seperti PLTU Banjarsari 2x110 MW oleh PT Bukit Asam Prima di Lahat juga dijadwalkan mulai beroperasi pada semester II/2014. Selanjutnya proyek PLTU Banko 2x620 MW oleh PT Huadian Bukit Asam Power dijadwalkan tahun depan memulai pembangunan konstruksi, setelah pada kuartal I/2014 menyelesaikan aspek pendanaan.
Kemudian, proyek PLTU Peranap 800 MW–1.200 MW di Indragiri Hulu Riau yang sedang persiapan penyusunan fesibility study atau kajian kelayakannya. Adapun, proyek Coal Bed Methane (CBM) milik PTBA di wilayah operasi Tanjung Enim telah menyelesaikan pengeboran tiga sumur produksi.
Joko menjelaskan, proyek tersebut pada tahun ini akan melakukan pengeboran tiga core hole baru dan satu sumur produksi baru. “Dijadwalkan pada 2015, CBM Tanjung Enim sudah mulai beroperasi dengan kapasitas setara kebutuhan bahan bakar untuk sebuah PLTU dengan kapasitas 200 MW,” tutur dia.
(rna)