Warga Karanganyar ramai-ramai jual tabung gas 12 kg
A
A
A
Sindonews.com - Melonjaknya harga elpiji 12 kilogram (kg) membuat masyarakat Karanganyar, Jawa Tengah ramai-ramai beralih menggunakan tabung gas ukuran 3 kg. Selain harganya masih dapat terjangkau, tabung 3 kg digunakan sektor rumah tangga.
Imbas dari melonjaknya harga tabung gas elpiji 12 kg, banyak warga setempat yang ramai-ramai menjual tabung gas elpiji 12 kg ke pihak penjual.
Sardi, salah satu pemilik pangkalan elpiji di wilayah Jaten, Karanganyar mengaku dalam sehari dirinya sudah ditawari warga yang hendak menjual tabung elpijinya lebih dari 10 orang.
Aksi jual tabung gas elpiji 12 kg tersebut terpaksa dilakukan warga, karena mereka sudah tidak mampu lagi membeli harga tabung elpiji 12 kg yang harga di pasaran mencapai Rp142 ribu per tabung dari sebelumnya Rp92.000. Meskipun harga jual dari PT Pertamina sendiri hanya Rp117.708 per tabung.
“Banyak yang nawarin agar mau membeli tabung 12 kg, tapi saya tolak. Karena untuk kulakan gas besar modal yang dikeluarkan bertambah namun untungnya sangat berkurang," jelas Sardi saat ditemui di toko miliknya, di Desa Jaten, Kecamatan Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (3/1/2014).
Windi, salah satu warga yang menjual tabung gas elpiji 12 kg ini mengaku terpaksa menjualnya karena harga gas 12 kilogram sudah tidak terjangkau. Keputusan menjual tabung 12 kg agar uang dari penjualan bisa dipergunakan untuk membeli tabung 3 kg dikarenakan dalam sebulan Windi hanya menghabiskan 3 sampai 4 tabung saja.
"Berarti asumsinya bila dikalikan harganya masih jauh di bawah harga gas 12 kg yang mencapai Rp142.000," paparnya.
Kenaikan harga jual tabung 12 kilogram juga berdampak pada melonjaknya harga makanan yang dijual di warung-warung kaki lima.
Siti Sriyanti, salah satu pemilik warung makan terpaksa menaikkan harga jual makanannya karena harga gas 12 kg mengalami kenaikan. Apalagi rumah makan miliknya dalam sehari bisa menghabiskan 2 tabung besar. Sehingga kalau harga makanan tidak dinaikan, otomatis
dirinya tak mampu membeli tabung 12 kg.
"Sudah ada pemberitahuan kalau untuk rumah makan harus pakai gas 12 kg, ya saya manut. Tapi kalau gas besar juga dinaikkan mau ndak mau harga jual makanannya juga ikut naik. Walau tidak sebesar kenaikan gas 12 kg," pungkasnya.
Imbas dari melonjaknya harga tabung gas elpiji 12 kg, banyak warga setempat yang ramai-ramai menjual tabung gas elpiji 12 kg ke pihak penjual.
Sardi, salah satu pemilik pangkalan elpiji di wilayah Jaten, Karanganyar mengaku dalam sehari dirinya sudah ditawari warga yang hendak menjual tabung elpijinya lebih dari 10 orang.
Aksi jual tabung gas elpiji 12 kg tersebut terpaksa dilakukan warga, karena mereka sudah tidak mampu lagi membeli harga tabung elpiji 12 kg yang harga di pasaran mencapai Rp142 ribu per tabung dari sebelumnya Rp92.000. Meskipun harga jual dari PT Pertamina sendiri hanya Rp117.708 per tabung.
“Banyak yang nawarin agar mau membeli tabung 12 kg, tapi saya tolak. Karena untuk kulakan gas besar modal yang dikeluarkan bertambah namun untungnya sangat berkurang," jelas Sardi saat ditemui di toko miliknya, di Desa Jaten, Kecamatan Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (3/1/2014).
Windi, salah satu warga yang menjual tabung gas elpiji 12 kg ini mengaku terpaksa menjualnya karena harga gas 12 kilogram sudah tidak terjangkau. Keputusan menjual tabung 12 kg agar uang dari penjualan bisa dipergunakan untuk membeli tabung 3 kg dikarenakan dalam sebulan Windi hanya menghabiskan 3 sampai 4 tabung saja.
"Berarti asumsinya bila dikalikan harganya masih jauh di bawah harga gas 12 kg yang mencapai Rp142.000," paparnya.
Kenaikan harga jual tabung 12 kilogram juga berdampak pada melonjaknya harga makanan yang dijual di warung-warung kaki lima.
Siti Sriyanti, salah satu pemilik warung makan terpaksa menaikkan harga jual makanannya karena harga gas 12 kg mengalami kenaikan. Apalagi rumah makan miliknya dalam sehari bisa menghabiskan 2 tabung besar. Sehingga kalau harga makanan tidak dinaikan, otomatis
dirinya tak mampu membeli tabung 12 kg.
"Sudah ada pemberitahuan kalau untuk rumah makan harus pakai gas 12 kg, ya saya manut. Tapi kalau gas besar juga dinaikkan mau ndak mau harga jual makanannya juga ikut naik. Walau tidak sebesar kenaikan gas 12 kg," pungkasnya.
(gpr)