Elpiji 12 kg naik, tabung 3 kg langka di pasaran
A
A
A
Sindonews.com - Kenaikan harga gas elpiji ukuran 12 kilogram (kg) dan 3 Kg banyak dikeluhkan warga khususnya ibu rumah tangga. Pasalnya harga gas 12 kg yang sebelumnya dibandrol Rp87.000 kini menjadi Rp137.000 dan untuk ukuran 3 Kg naik dari yang sebelumnya Rp12.000 kini menjadi Rp16.000.
Rini,47, warga Petamburan, Jakarta Pusat menyayangkan naiknya harga gas elpiji ini. Dengan naiknya harga elpiji, sudah otomatis sudah membebani warga dengan kesulitan ekonomi yang saat ini masih membayangi Indonesia. Kenaikan harga elpiji 12 kg sebesar 50 persen otomatis ibu rumah tangga akan beralih ke ukuran 3 Kg.
"Saya heran dengan pemerintah, selalu menaikkan setiap tahun. Tapi kenaikan saat ini yang paling tinggi dibandingkan tahun sebelumnya," keluhnya saat kepada SINDO, Jumat (3/1/2014).
Vera,37, warga Kampung Bali, Jakarta Pusat mengatakan, kenaikan harga elpiji ukuran 12 kg tentu sangat terasa untuk kalangan menengah ke bawah. Biasanya kalau harga elpiji naik, lanjut dia, maka harga semua kebutuhan ikut melonjak.
Padahal, ia menggunakan elpiji tidak hanya untuk memasak, melainkan juga untuk berjualan. Untuk itu, ia berharap pemerintah dapat segera menstabilkan harga elpiji 12 kg.
"Pemerintah harus bisa segera menstabilkan harga elpiji ukuran 12 Kg, kasihani warga kalangan bawah, jangan justru senang dibalik kenaikkan harga elpiji ini," cetusnya.
Sementara itu, Sanjaya,57, salah satu agen di Jalan Suci, Kelurahan Kampung Bali, Tanah Abang mengatakan, kenaikkan harga elpiji ukuran 12 kg baru tahun ini mencapai 50 persen. Untuk harga gas ukuran 12 kg dirinya menjual dengan harga Rp87.000, kini sudah menjadi Rp137.000.
Menurutnya, pembeli gas mulai banyak yang beralih menggunakan gas 3 kg. Sebab meskipun naik, gas 3 kg masih mendapat subsidi dari pemerintah. "Sejak Kamis sore, kita sudah kehabisan stok gas 3 kg," tuturnya.
Sanjaya menambahkan, jika dilihat naiknya harga elpiji ini disebabkan karena pemerintah sepertinya sudah tidak bisa menutupi subsidi bagi kalangan bawah, otomatis rakyat yang dibebani.
"Pemerintah harus segera mengambil langkah lebih dalam menyikapi kenaikkan harga elpiji. Naiknya harga gas elpiji bisa juga disebabkan belum stabilnya harga rupiah yang kian melemah," ucap Sanjaya yang sudah 10 tahun berjualan.
Rini,47, warga Petamburan, Jakarta Pusat menyayangkan naiknya harga gas elpiji ini. Dengan naiknya harga elpiji, sudah otomatis sudah membebani warga dengan kesulitan ekonomi yang saat ini masih membayangi Indonesia. Kenaikan harga elpiji 12 kg sebesar 50 persen otomatis ibu rumah tangga akan beralih ke ukuran 3 Kg.
"Saya heran dengan pemerintah, selalu menaikkan setiap tahun. Tapi kenaikan saat ini yang paling tinggi dibandingkan tahun sebelumnya," keluhnya saat kepada SINDO, Jumat (3/1/2014).
Vera,37, warga Kampung Bali, Jakarta Pusat mengatakan, kenaikan harga elpiji ukuran 12 kg tentu sangat terasa untuk kalangan menengah ke bawah. Biasanya kalau harga elpiji naik, lanjut dia, maka harga semua kebutuhan ikut melonjak.
Padahal, ia menggunakan elpiji tidak hanya untuk memasak, melainkan juga untuk berjualan. Untuk itu, ia berharap pemerintah dapat segera menstabilkan harga elpiji 12 kg.
"Pemerintah harus bisa segera menstabilkan harga elpiji ukuran 12 Kg, kasihani warga kalangan bawah, jangan justru senang dibalik kenaikkan harga elpiji ini," cetusnya.
Sementara itu, Sanjaya,57, salah satu agen di Jalan Suci, Kelurahan Kampung Bali, Tanah Abang mengatakan, kenaikkan harga elpiji ukuran 12 kg baru tahun ini mencapai 50 persen. Untuk harga gas ukuran 12 kg dirinya menjual dengan harga Rp87.000, kini sudah menjadi Rp137.000.
Menurutnya, pembeli gas mulai banyak yang beralih menggunakan gas 3 kg. Sebab meskipun naik, gas 3 kg masih mendapat subsidi dari pemerintah. "Sejak Kamis sore, kita sudah kehabisan stok gas 3 kg," tuturnya.
Sanjaya menambahkan, jika dilihat naiknya harga elpiji ini disebabkan karena pemerintah sepertinya sudah tidak bisa menutupi subsidi bagi kalangan bawah, otomatis rakyat yang dibebani.
"Pemerintah harus segera mengambil langkah lebih dalam menyikapi kenaikkan harga elpiji. Naiknya harga gas elpiji bisa juga disebabkan belum stabilnya harga rupiah yang kian melemah," ucap Sanjaya yang sudah 10 tahun berjualan.
(gpr)