Jumlah penduduk miskin di Sulbar meningkat

Jum'at, 03 Januari 2014 - 21:35 WIB
Jumlah penduduk miskin di Sulbar meningkat
Jumlah penduduk miskin di Sulbar meningkat
A A A
Sindonews.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Barat (Sulbar), Setianto menyebutkan, jumlah penduduk miskin di Sulbar secara umum meningkat. Pada September 2013 sebesar 154,2 ribu jiwa atau bertambah 190 jiwa dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin Maret 2013 yang berjumlah 154,01 ribu jiwa.

Akan tetapi, angka itu secara relatif mengalami penurunan sebesar 0,07 persen poin. Yaitu dari 12,30 persen pada Maret 2013 menjadi 12,23 persen pada September 2013.

Menurut kategori wilayah, selama Maret-September 2013 jumlah dan persentase penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami penurunan sebesar 2,5 ribu jiwa atau sebesar 0,61 persen. Berbeda halnya dengan daerah perdesaan yang mengalami peningkatan sebesar 2,7 ribu jiwa atau 0,04 persen.

"Penurunan jumlah penduduk miskin selama Maret-September 2013 diduga disebabkan oleh banyak faktor. Yakni indeks upah buruh tani meningkat selama periode Maret-September 2013 sebesar 0,40. Peningkatan ini tergambar dari Angka Indeks Upah Buruh Tani Maret 2013 sebesar 114,74 dan September 2013 menjadi 115,20," ulasnya, Jumat (3/1/2014).

Penyebab lainnya adalah, selama periode Maret-September 2013 inflasi umum pada kisaran 1 digit, yaitu sebesar 3,86 persen. Dan indikasi peningkatan pendapatan rumah tangga yang dianalogkan dengan peningkatan pengeluaran rumahtangga. Hal ini ditunjukan dengan pengeluaran konsumsi rumah tangga Triwulan III-2013 tumbuh sebesar 3,64 persen terhadap Triwulan I-2013.

Pada September 2013, penurunan persentase penduduk miskin tidak diikuti dengan penurunan jumlah penduduk miskinnya. Menurut Setianto, fenomena ini diduga disebabkan terjadinya pertumbuhan penduduk di daerah perdesaan sebagai dampak kelahiran di Kabupaten Majene, Mamasa dan Mamuju.

Berdasarkan angka sementara Susenas menunjukkan dari 10.000 penduduk yang diamati di perdesaan terdapat 88 jiwa di antaranya penduduk yang baru dilahirkan.

"Dimensi kemiskinan tidak cukup berhenti pada berapa jumlah dan persentase penduduk miskin saja. Akan tetapi, pembahasan mengenai tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan perlu dilakukan, agar dimensi kemiskinan secara holistik dapat diketahui," katanya.

Strategi penanggulangan kemiskinan juga tidak lepas dari pengurangan penduduk miskin dan juga cara memperkecil kedalaman dan keparahan kemiskinan yang terjadi di suatu wilayah. Seiring dengan penurunan persentase penduduk miskin pada September 2013, tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan pun mengalami penurunan.

Dituturkannya, Indeks Kedalaman Kemiskinan menurun dari 1,89 pada Maret 2013 menjadi 1,30 pada September 2013. Demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan menurun dari 0,52 menjadi 0,27 pada periode yang sama.

Penurunan nilai kedua angka indeks tersebut mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin itu sendiri juga semakin menurun.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8792 seconds (0.1#10.140)